Mengulik Perjalanan Bisnis Huda Kattan, dari Dana Pinjaman jadi Omset

Huda Kattan merupakan lulusan fakultas ekonomi di University of Michigan. Setelah lulus, ia pun pindah dari AS ke Dubai agar bisa kembali berkumpul bersama keluarganya. 

Ia menemukan pekerjaan dan menjalaninya dengan lancar. Sampai pada akhirnya perusahaannya terkena efek resesi dan ia harus berhenti kerja. 

Merasa tak memiliki pendapatan, ia pun harus memutar otak. Huda tak ingin hanya sekadar menutupi kebutuhannya, namun ia ingin bergerak dari apa yang ia sukai. 

Melompat dari dunia ekonomi, akhirnya Huda mendengarkan hati kecilnya. Ia memulai semuanya dan mengambil sekolah make up di Los Angeles. Setelah selesai, ia kembali ke Dubai dan memulai blog kecantikannya di tahun 2010. 

Karena melakukan hal yang dicintainya, Huda mendapatkan pengikut organik yang senang mengikuti tutorial make up dan tertarik dengan kepribadian Huda.

Huda bersama saudarinya mengambil langkah besar. Selain mengunggah tutorial, ia juga membuat produk kecantikan yaitu bulu mata palsu. 

Ketiga saudari itu memulai usahanya di tahun 2013 dan Huda meminjam sekitar USD 6.000 untuk menghasilkan produk tersebut. 

Ia mengaku tidak terlalu yakin apakah bisa mengembalikan uang ke kakaknya. Namun ternyata produknya mendapat respon yang positif. 

Produk bulu mata palsunya dipuji mirip dengan Kim Kardashian. Akhirnya, Sephora juga tertarik untuk memasukkan produknya di toko-toko di Dubai.

Sebanyak 7.000 unit terjual di Sephora Dubai selama 1 minggu, padahal angka tersebut diprediksi akan terjual selama 1 tahun. Penjualan retail brand tersebut mencapai USD 1,5 juta di tahun 2013 dan USD 10 juta di tahun berikutnya.

Brandnya berkembang perlahan namun pasti. Tapi di tahun 2017 menjadi titik baliknya. Di tahun tersebut, keluarga Kattan menjual sedikit saham kecil dari Huda Beauty ke TSG Consumer Partners dan kemudian brandnya berkembang dengan pesat. 

Saham tersebut ditaksir senilai USD 1,25 miliar, demikian menurut PitchBook. 

Saat ini, produk Huda Beauty sudah ada lebih dari 140 jenis produk dari mulai foundation, concealer, lipstick, eyeshadow, brush, dan banyak lagi. 

Namun kesuksesannya ini tetap memberikan tekanan baginya, apalagi ia merupakan bos perempuan. Menurut Huda, saat menjalankan bisnis, diperlukan rasa rendah hati untuk menerima semua respon yang datang. 

Apalagi menjadi perempuan yang memimpin sering mendapat pandangan yang dianggap hanya bercanda, atau mendapat respon yang tidak diharapkan. 

Menurutnya, hal yang paling penting adalah menemukan tim yang sehati dan satu visi untuk mencapai tujuan yang sama. Meski penuh tantangan, namun perjalanan itu tetap menyenangkan dan seru untuk dilewati. 

Tak ada yang tak mungkin untuk dilakukan. Mulailah dari sekarang!