Punya Hobi yang Sama, Isable & Cecil Xu Bangun Bisnis Fashion 'ARRAY'

Membangun bisnis dari online, kini dua bersaudara ini punya offline store di Plaza Indonesia

11 November 2022

Pu Hobi Sama, Isable & Cecil Xu Bangun Bisnis Fashion 'ARRAY'
Dok. ARRAY

Membangun bisnis fashion bagi dua bersaudara Isable dan Cecil Xu, menjadi sebuah pencapaian luar biasa bagi kehidupan mereka. 

Berawal dari kecintaan mereka dengan traveling dan styling, Isable dan Cecil Xu yang tak memiliki background fashion pun bertekad untuk bisa memupuk bisnis yang mereka namakan ARRAY.

Berawal dari bisnis yang dibangun oleh Isable di kamar sejak tahun 2016, ia pupuk dan memutuskan memilih saudaranya, Cecil Xu sebagai partner bisnisnya. Kini, ARRAY yang hanya di kenal di toko online sudah memiliki toko di pusat fashion Jakarta, Plaza Indonesia lantai 4. 

Ditemui dalam launching toko barunya pada Jumat (4/11/2022), berikut cerita Isable dan Cecil Xu memupuk ARRAY hingga terus berkembang. 

Simak cerita serunya di Popmama.com!

1. Mengawali bisnisnya dari ruangan kecil dan lakukan semuanya sendiri tanpa memiliki background fashion

1. Mengawali bisnis dari ruangan kecil lakukan semua sendiri tanpa memiliki background fashion
Dok. ARRAY

Cecil dan Isable tak memilliki background fashion sebelumnya. Keduanya menempuh pendidikan jauh dari industri fashion. Background pendidikan Isable saat S1 adalah Psikologi dan S2 Management di Paris, sedangkan Cecil adalah sarjana jurusan Interior Design.

Isable dan Cecil Xu mengungkapkan bahwa k duanya membangun ARRAY secara mandiri. Kecintaan mereka dengan traveling dan styling membuat keduanya berambisi untuk memiliki bisnis fashion sendiri. "Kita membangun bisnis ini karena kita suka traveling, dress up dan suka fashion," kata Isable. 

"Awal mula membuat koleksi karena kita suka traveling. Sebelum traveling kita selalu menyiapkan, baju apa yang mau saya pakai, styling seperti apa yang cocok dengan negara yang akan saya kunjungi. Ini yang mendasari akhirnya kita ingin punya brand sendiri," kata Isable.

Cecil menambahkan awal mula ARRAY terbentuk karena keinginan mereka membuat pakaian sesuai dengan apa yang mereka sukai dan sesuai dengan body type orang Indonesia.

Oleh sebab itu, mereka menentukan size koleksinya dengan memakai sendiri barang yang akan mereka jual. 

Setelah memiliki formula untuk koleksinya, ARRAY pun mulai memiliki website untuk mengenalkan produknya secara luas.

"Pertama kali, Isable sendiri yang kerja. Saya masih ingat, di ruang kamar yang kosong, dia sendirian di meja, dia packing, pergi ke ekspedisi, balas klien, QC product, semuanya dia kerjakan sendiri. Saya masih ingat bagaimana antusiasnya dia saat memberitahu ke saya pembelian pertama Ce, ada yang beli baju aku. Awalnya sendirian, sekarang kita sudah punya 30-an karyawan," kata Cecil. 

2. Bangun bisnis dengan saudara, apakah pernah beda pendapat?

2. Bangun bisnis saudara, apakah pernah beda pendapat
Dok. ARRAY

"Konflik pasti ada. Saya tipe yang perfectionist sedangkan Cecil tipe yang dominan. Jadi, saat konflik biasanya lebih ke waktu sih. Aku yang cerewet banget soal waktu, tapi dia selalu chill. Tapi, tujuan kita satu kita mau growing. Jadi saat menemukan beda pendapat, kita berusaha buat kembali bicara, karena kita tergantung satu sama lain juga," kata Isable. 

Editors' Pick

3. Mengeluarkan koleksi dengan jumlah yang limited menjadi salah satu keunikan dari jenama ini

3. Mengeluarkan koleksi jumlah limited menjadi salah satu keunikan dari jenama ini
Dok. ARRAY

Berbeda dengan brand fashion lain yang mengeluarkan ratusan pcs untuk setiap koleksinya, ARRAY mecoba menjaga koleksi baru yang dikeluarkan selalu eksklusif. Setiap rancangan tidak akan dibuat ulang,meskipun rancangan tersebut sukses dan laris.

"Kita mau maintain the exclusive supaya ketika kita bertemu seseorang di sebuah acara lalu melihat baju yang kita kenakan, mereka akan takjub 'bagaimana sih caranya biar kamu dapat pakaian ini', jadi kita lebih quality over quantity," ujar Isable.

"Kadang, konsumen minta kita repeat production, kita bisa saja repeat, tapi we don't do that. Kita tetap mempertahankan eksklusivitas ini," tambah Cecil. Bahkan, menurut Isable, koleksi lain dari ARRAY ada yang hanya dikeluarkan 6 pcs dan paling banyak hanya 3 lusin saja lho. "Karena, kita mendapatkan bahan dari luar negeri saat traveling, mungkin kalau ada followers kita yang lihat kita tenteng kain di luar negeri sampai kehujanan akan kaget kali ya hahaha" ujarnya. 

4. Berawal dari koleksi yang super girly, Isable dan Cecil Xu keluar dari zona nyaman dengan koleksi yang lebih klasik

4. Berawal dari koleksi super girly, Isable Cecil Xu keluar dari zona nyaman koleksi lebih klasik
Dok. ARRAY

Isable menambahkan, koleksi ARRAY saat pertama muncul banyak sekali baby doll dress dengan warna-warna pastel. Saat ini, ibu satu anak ini mulai mengembangkan koleksinya lebih mature, festive, dan harapannya bisa digunakan di berbagai acara. 

Berusaha keluar dari zona nyaman berlabel 'girly', Isable dan Cecil melakukan eksplorasi dengan berbagai warna yang lebih gelap, gaya yang klasik dan festive, serta kilauan yang membuat koleksi yang mereka namakan Parraysian Dreams menjadi koleksi yang sangat cocok dikenakan saat merayakan Natal dan Tahun Baru.

"Jadi kita mulai bermain dengan bahan tweed untuk blazer agar lebih elegan, jadi warna-warna pink gitu sudah mulai tone down, hal ini dilakukan untuk memperluas market kita," kata Cecil. 

5. Bahan yang mereka gunakan hampir semua didapatkan secara import dan limited tapi tetap affordable

5. Bahan mereka gunakan hampir semua didapatkan secara import limited tapi tetap affordable
Dok. ARRAY

Awal mula ARRAY hadir, Isable dan Cecil Xu konsisten dengan warna-warna soft seperti pastel dan pink. "Selama ini kita main dengan warna-warna soft dan pastel. Kita juga concern dengan detail-detail yang unik," kata Isable. 

"Selain itu, kita juga nggak main warna doang pada setiap koleksi yang dikeluarkan. Kita suka pita-pita, rufles, itu yang membuat kita beda dengan yang lain. Untuk detail-detail yang kita pakai pun, kita temukan (aksesorisnya) dari negara yang kita kunjungi, itu membuat kita eksklusif dan limited," tambah Cecil. 

Cecil menambahkan bahwa setiap koleksi yang mereka buat tak mengikuti tren yang sedang happening, mereka membuat koleksi dengan cerita unik di baliknya dan sesuai dengan apa yang mereka rasakan.

"Saat traveling, kita melihat banyak brand-brand dan mungkin ada beberapa yang kita jadikan inspirasi. Tapi, kembali lagi saat proses kreatif setiap koleksi kita tetap mau semuanya sesuai apa yang kita inginkan dan rasakan," ujar Cecil. 

Isable menambahkan bahwa dengan bahan dan detail yang premium, ia ingin tetap memberikan pakaian yang punya harga yang affordable.

"Mungkin, kalau lihat koleksi dari brand lain dengan kualitas yang premium, harganya pasti cukup tinggi. Tapi, kita berusaha dengan bahan yang import, limited, dan premium, kita tetap bisa memberikan harga yang affordable," kata Isable. 

6. Berusaha untuk selalu dekat dengan pelanggan

6. Berusaha selalu dekat pelanggan
Dok. ARRAY

Salah satu yang unik dalam cara menggaet konsumen adalah berusaha untuk dekat dengan pelanggannya. Saat pandemi, keduanya kerap melakukan pertemuan online untuk bisa berkomunikasi dengan pelanggannya.

"Konsumen yang kita temui pun kita anggap sebagai teman. Kita selalu ngobrol dengan mereka. Ini yang bikin mereka kembali lagi ke kita," kata Cecil. 

Begitupun dengan konsep tokonya, keduanya sepakat tak menggantung baju sebanyak-banyaknya untuk memikat hati pelanggan.

Mereka ingin, saat konsumen datang ke toko bisa merasakan, meraba bahan, mencoba bajunya, tanpa merasa ada tekanan untuk langsung membeli. 

Demikian cerita seru dua bersaudara Isable dan Cecil Xu mengenai perjalanan bisnis fashion yang mereka dirikan.

Semoga dengan dibukanya offline store ini, ARRAY semakin dekat dengan para pelanggannya sesuai dengan harapan keduanya. 

Baca juga:

The Latest