Brand Lokal Masuk ke Ajang Fesyen Dunia, Apa Saja?

BLP adalah brand beauty dan kosmetik yang didirikan oleh Lizzie Parra pada tahun 2016. Keinginannya membangun brand tersebut, berawal dari experience Lizzie menjadi seorang makeup artist dan memoles model-model dengan beragam skintone sampai ia berpikir untuk membuat makeup.

Ada beberapa hal yang menjadi concern bagi Lizzie ketika berkecimpung dalam dunia kecantikan. Pertama adalah tidak adanya rasa bangga orang Indonesia akan penggunaan produk lokal. Hal ini ia tuturkan dari pengalamannya saat menjadi seorang MUA untuk konsumen dan para model.

Tak jarang pertanyaan mengenai jenis brand makeup apa yang digunakan juga dihadapi oleh Lizzie. Apabila yang digunakan adalah produk lokal, konsumen cenderung menolak dan memilih untuk memakai brand luar saja karena dinilai lebih baik kualitasnya. 

Kedua, tidak adanya rasa bangga terhadap orang yang memiliki badan tidak secantik stereotypes pada umumnya; langsing, putih, rambut hitam panjang. Sementara, Lizzie punya bentuk tubuh berisi dan menyadari bahwa makeup membawa peranan penting dalam hidupnya untuk meningkatkan kepercayaan diri. 

Berangkat dari hal tersebut, Lizzie menemukan kesempatan baginya untuk membangun brand kosmetik lokal dengan nama BLP atau By Lizzie Parra agar experiences-nya dalam dunia kecantikan bisa dirasakan oleh perempuan yang mengalami hal serupa dan berkesempatan untuk tampil menawan dengan makeup. 

Untuk memasuki pagelaran fesyen, Paris Fashion Week cenderung tidak menerima beauty brand, seperti BLP. Bahkan BLP sempat dipandang sebelah mata oleh orang Eropa dan tidak memberi ekspektasi apapun kepada brand tersebut.

Sampai pada akhirnya, Eropa menoleh pada BLP karena banyaknya diversity campaign yang dibuat oleh BLP, sejalan dengan apa yang orang Eropa perhatikan. Mereka takjub dan akhirnya menerima BLP sebagai bagian dari Paris Fashion Week untuk sejajar dengan brand-brand internasional lainnya.

Selain BLP yang melebarkan sayapnya dan eksis di Paris Fashion Week, brand fesyen hijab yang berdiri pada tahun 2013 ini berhasil jadi sorotan karena memamerkan koleksinya di pagelaran bergengsi, New York Fashion Week.

Kakak beradik Jihan Malik dan Emma Malik berada di balik kesuksesan fashion brand muslim tersebut. Pendiri Heaven Light Jihan Malik mengatakan dia pertama kali menjual produknya pada tahun 2013 untuk mengisi waktu luangnya sebagai ibu rumah tangga.

Brand ini berdiri karena melihat kebutuhan kedua owner akan hijab. Mereka sulit menemukan desain hijab dengan harga terjangkau. Saat mereka mulai mengembangkan Heaven Lights, tidak banyak brand yang berani menjual hijab dari bahan berkualitas tinggi seperti Voal dengan harga yang terjangkau.

Mereka kemudian membaca adanya peluang. Dari sinilah, Heaven Lights berkarya dengan modelan hijab modern yang dapat diterima masyarakat Indonesia maupun luar.

Heaven Lights sendiri punya dua agenda besar setiap tahun, yakni Annual Show dan yang kedua adalah melakukan show di luar negeri setiap tahun.

Syukurnya, Heaven Lights berhasil mewujudkan mimpinya melakukan show di Dubai Fashion Week dan New York Fashion Week. Melihat portofolio Heaven Lights yang sangat proper, mereka meloloskan Heaven Lights untuk masuk dalam gelaran fesyen tersebut.

Tidak sampai disitu, Heaven Lights juga memikirkan bagaimana kelanjutan fesyen hijab itu untuk berlenggang di NYFW dengan mempertimbangkan kualitas pakaian yang stylish dan ready to wear.

Terbiasa mengeluarkan koleksi daily wear, tantangan yang harus dilewati Heaven Lights pada gelaran tersebut adalah mengeluarkan koleksi yang extraordinary juga ready to wear yang dapat digunakan oleh masyarakat.

Menyesuaikan style luar, Heaven Lights membuat gaya hijab menjadi lebih modern, seperti Turban dan berkreasi dengan kain Papua yang dibuat dan dimodifikasi sedemikian rupa untuk kesan modern. 

Di tahun ke-9, Heaven Lights berhasil melenggang di pagelaran fesyen bergengsi di New York pada September lalu.

Penasaran dengan koleksinya? Kini Mama bisa intip dan membeli koleksi yang dipamerkan di NYFW tersebut secara eksklusif pada platform belanja online, Tokopedia tanggal 21 Oktober 2022.

Berawal dari hobby mengumpulkan aksesoris, Imelda Widjaja memberanikan diri untuk membuka brand aksesoris Jewel Rocks di tahun 2006 berkat dukungan dari keluarga dan teman-teman.

Imelda pindah dari Jakarta ke Bali untuk memulai bisnis aksesoris ini sebagai langkah baginya untuk memiliki pengalaman baru dan kemampuan untuk dapat dibagikan kepada orang lain.

Dirinya mempelajari bagaimana cara membuat aksesoris dari buku dan membeli beberapa bahan kemudian mulai merakitnya. Ia merasa belajar membuat aksesoris tidaklah sulit.

Tahun-tahun berlalu, mulai banyak pengunjung atau turis luar negeri membeli produknya. Tak sampai disitu, L'Adresse Paris Agency dan KBRI menghubungi Imelda mellaui e-mail untuk kesediannya bergabung dalam program Paris Fashion Week. 

Memulai bisnis tahun 2006 dan baru mendapatkan kesempatan masuk ajang fesyen dunia di tahun 2022 adalah waktu yang lumayan lama baginya. Tidak serta merta mendapatkan momen langka ini, Jewel rocks melalui tahap seleksi dengan beberapa ribu brand lainnya dan mengelaborasi 150 desain aksesoris yang harus dipilih untuk kemudian melalui tahap seleksi oleh pihak agency.

Berkesempatan tampil dalam ajang bergengsi itu membuatnya sangat gembira untuk mengembangkan produknya lebih dikenal secara luas. Material, campaign, katalog, dan sebagainya berhasil membuat Jewel Rocks memamerkan koleksi indahnya di kancah internasional.

Itulah tadi 3 brand lokal yang masuk ajang fesyen dunia. Dari tiga brand tersebut, adakah yang jadi incaran Mama?