Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Waspada! Ini Tanda Alergi Parfum pada Kulit yang Jarang Disadari
Freepik

Intinya sih...

  • Kulit terasa gatal dan muncul ruam setelah pemakaian

  • Iritasi muncul di area yang tidak terduga

  • Kulit membaik saat berhenti pakai produk tertentu

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Parfum sering kali menjadi penyebab tersembunyi dari masalah kulit yang Mama alami setelah memakai produk perawatan Mama. Meski memberikan aroma yang menyenangkan, bahan pewangi dalam produk kecantikan bisa memicu reaksi alergi yang nggak disadari.

Dilansir dari DermNet, alergi parfum termasuk dalam kategori allergic contact dermatitis, yaitu reaksi alergi pada kulit yang muncul beberapa jam hingga hari setelah terpapar bahan tertentu. Dalam banyak kasus, gejalanya sering tertukar dengan masalah kulit biasa, seperti iritasi ringan atau jerawat. Padahal bisa jadi itu adalah respons tubuh terhadap bahan pewangi sintetis atau alami yang memicu alergi.

Nah, supaya Mama lebih waspada, berikut Popmama.com rangkum beberapa tanda alergi parfum yang jarang disadari. Kita simak sama-sama, ya!

1. Kulit terasa gatal dan muncul ruam setelah pemakaian

Freepik

Salah satu tanda paling umum dari alergi parfum dalam kandungan suatu produk adalah munculnya rasa gatal disertai ruam kemerahan di area kulit yang terpapar. Reaksi ini biasanya muncul dalam pola tertentu, misalnya garis atau area yang terkena langsung produk.

Gejalanya bisa timbul dalam beberapa jam atau baru terasa keesokan harinya, yang disebut dengan reaksi delayed hypersensitivity. Pada sebagian orang, kulit bisa terasa perih, terbakar, hingga muncul lepuhan kecil. Jika terus terpapar, kondisi ini bisa berkembang menjadi eksim kronis yang membuat kulit menebal dan bersisik.

Mama juga bisa mengalami iritasi di area wajah, tangan, atau leher, tergantung dari produk mana yang digunakan. Terutama jika Mama suka pakai produk seperti serum, toner, atau pelembap dengan aroma kuat.

2. Iritasi muncul di area yang tidak terduga

Freepik

Alergi parfum tidak selalu muncul di tempat produk diaplikasikan. Zat pewangi bisa berpindah ke bagian tubuh lain melalui tangan, bantal, atau pakaian. Misalnya, Mama pakai lotion wangi di tangan, namun iritasi justru muncul di wajah atau leher karena tangan menyentuh area tersebut tanpa sadar.

Reaksi juga bisa muncul di area lipatan tubuh seperti ketiak, leher belakang, hingga area sensitif karena terpapar parfum dari sabun mandi atau deodorant. Bahkan penggunaan tisu basah beraroma atau pembalut parfum bisa menyebabkan ruam di area sensitif.

Hal tersebut disebabkan karena kandungan fragrance bisa tetap menempel di permukaan kulit dan memicu reaksi meski sudah dibilas. Jadi, penting banget untuk Mama memperhatikan dengan detail sumber kandungan parfum dalam setiap produk yang digunakan.

3. Kulit membaik saat berhenti pakai produk tertentu

Freepik/karlyukav

Jika Mama merasa kulit jadi lebih tenang, tidak gatal, dan tidak merah setelah menghentikan satu produk, bisa jadi itulah penyebabnya. Sering kali, tanda alergi parfum muncul saat kulit terus-menerus terpapar bahan penyebab alergi tanpa disadari.

Ketika berhenti menggunakan suatu produk dan kulit mulai membaik dalam beberapa hari hingga minggu, ini bisa jadi petunjuk penting bahwa tubuh Mama sebenarnya menolak kandungan tersebut. Dalam kasus alergi parfum, biasanya reaksi akan kambuh jika produk yang sama atau sejenis dipakai lagi.

Mama bisa melakukan uji coba sederhana dengan tidak memakai produk itu selama dua minggu, lalu lihat perbedaannya. Cara ini dikenal dengan istilah repeat open application test dan bisa sangat membantu mengidentifikasi penyebab iritasi ringan.

4. Alergi muncul meski tidak punya riwayat kulit sensitif

Freepik

Penting diketahui, alergi parfum bisa terjadi meski Mama tidak memiliki riwayat kulit sensitif atau eksim. Menurut DermNet, reaksi alergi ini bisa menimpa siapa saja yang terpapar fragrance secara terus-menerus dalam jangka panjang. Artinya, kulit bisa menjadi sensitised atau mulai alergi setelah berkali-kali terpapar zat yang sama.

Proses ini disebut sensitisasi, dan bisa berlangsung selama berminggu-minggu bahkan bertahun-tahun tanpa gejala. Ketika ambang batas toleransi kulit tercapai, barulah muncul reaksi.

Jadi, meskipun Mama merasa kulit sehat dan nggak pernah bermasalah, tetap perlu waspada jika muncul iritasi secara tiba-tiba. Apalagi jika sebelumnya menggunakan produk dengan wewangian kuat secara rutin.

5. Banyak produk bertuliskan ‘fragrance-free’ namun tetap bikin iritasi

Freepik

Jangan langsung percaya saat melihat label fragrance-free atau unscented, Ma. Terkadang, istilah tersebut hanya berarti produk tidak memiliki aroma yang menyengat, bukan benar-benar bebas dari bahan pewangi. Bahkan bisa jadi mengandung masking fragrance, yakni pewangi tambahan yang berfungsi menutupi aroma bahan lain.

Menurut DermNet, parfum tersembunyi bisa tercantum dalam label sebagai botanical, herbal, atau natural extract, padahal tetap bisa memicu alergi. Jadi, penting banget untuk Mama membaca komposisi produk dengan teliti, terutama jika sudah pernah mengalami iritasi sebelumnya.

Jika masih ragu, sebaiknya pilih produk yang sudah teruji dermatologis atau lakukan repeat open application test sebelum penggunaan rutin.

Dengan memahami tanda alergi parfum di kulit yang jarang disadari, Mama bisa lebih bijak dalam memilih produk yang ramah untuk kulit. Mulailah memperhatikan label produk, kandungan produk, dan respon kulit setiap kali memakai produk baru.

Editorial Team