Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 3,49 persen di triwulan III 2020. Perhitungan ini secara YoY atau singkatan dari year-on-year yang dilakukan dengan melakukan perbandingan antara periode tahun ini dan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Dengan demikian Indonesia resmi mengalami resesi saat ini. Walau pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II 2020 tercatat minus 5,32 persen, namun tren kontraksi ekonomi masih terus berlanjut.
Resesi terjadi apabila kondisi suatu negara pendapatannya menurun selama dua kuartal berturut-turut. Penurunan aktivitas ekonomi pun bisa terjadi secara signifikan, bahkan berlangsung selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun lamanya.
Dilansir dari Forbes, resesi ekonomi bisa terjadi ketika ada faktor pemicunya di mana Produk Domestik Bruto (PDB) negatif. Selain itu, terjadi penurunan penjualan ritel, meningkatnya angka pengangguran serta manufaktur untuk jangka waktu yang lama.
Terkait dengan resesi sendiri tentu akan memiliki dampak untuk ekonomi rumah tangga. Kasus PHK yang meningkat dan harga kebutuhan terus melambung tentu akan memengaruhi kesehatan mental, bahkan seseorang bisa melakukan tindak kriminalitas di luar dugaan.
Jika Mama ingin mengetahui beberapa tips terbaik untuk mengatasi masalah keuangan selama resesi ekonomi yang melanda Indonesia, kali ini Popmama.com telah merangkumnya.
Disimak baik-baik agar finansial keluarga tetap terjaga dengan baik dan tidak boros yuk, Ma!
