Bagi para pecandunnya, selalu saja mencari alasan untuk berhenti merokok. Sebenarnya, setiap orang memiliki alasan yang sangat personal hingga dirinya berhasil melewati pengalaman ini.
Pemerintah juga telah memutuskan menaikkan tarif cukai rokok. Ini menjadi berita yang viral pada akhir 2019 lalu. Kenaikan cukai rokok sebesar 23 persen yang berlaku mulai 1 Januari 2020 tentu mengejutkan banyak penikmat rokok.
Keputusan ini diambil dalam rapat yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada 13 September 2019 lalu.
3 alasan yang mendasari keputusan pemerintah menaikkan cukai rokok
- Pertama, tak ada kenaikan sejak tahun lalu.
- Kedua, ada alasan objektif menaikkan cukai yaitu menurunkan konsumsi karena alasan kesehatan.
- Ketiga, terkait urusan penerimaan negara. Pemerintah yakin, kenaikan cukai akan mendongkrak penerimaan negara dan bisa digunakan untuk pembiayaan anggaran di APBN 2020.
Perempuan lebih sulit berhenti merokok
Sebenarnya laki-laki yang jadi pecandu rokok itu lebih banyak, tapi menurut penelitian perokok perempuan lebih sulit untuk meninggalkan kebiasaan merokok.
Ada beberapa alasan yang membuat perempuan sulit berhenti merokok. Penyebabnya bisa karena tingginya tingkat kecemasan dan depresi pada kelompok perempuan, sehingga merokok dianggap sebagai salah satu cara untuk rekreasi diri, seperti ada kesan memberi efek rileks saat stres.
Selain itu, rasa takut berat badan bertambah juga menjadi salah satu alasan kebanyakan perempuan untuk menghentikan kebiasaan merokok.
Menurut Dr.Beth Abramson, seorang profesor kedokteran di University of Toronto yang meneliti tentang perokok perempuan, menyatakan bahwa depresi dan gangguan mood yang kian dialami perempuan perokok harus segera diatasi, terlebih pada mereka yang berisiko menderita stroke dan serangan jantung, demikian dilansir dari laman medicine.net.
"Kebiasaan merokok merupakan faktor risiko penyakit jantung yang paling bisa diubah," kata Abramson.
Faktor risiko penyakit jantung lainnya adalah hipertensi, kegemukan, kolesterol jahat tinggi, hingga penyakit diabetes.
Merokok juga menjadi faktor risiko kematian yang paling bisa dikendalikan. Sementara itu, alasan perempuan berhenti merokok juga berbeda dengan laki-laki.
Mayoritas perempuan berhenti merokok saat hamil dan menyusui. Sayangnya, seringkali kebiasaan ini dilanjutkan kembali setelah anak telah lahir.
