Amankah Menggunakan Tampon saat Haid? Yuk, Cek Dulu Faktanya

Ketahui cara pakai dan manfaat tampon sebagai alternatif pengganti pembalut

4 November 2020

Amankah Menggunakan Tampon saat Haid Yuk, Cek Dulu Faktanya
Freepik

Sebagai seorang perempuan, setiap bulannya akan ada siklus haid yang terjadi. Pada umumnya, penggunaan pembalut masih menjadi andalan utama saat haid.

Padahal kenyataannya, ada beberapa alat penyerap lain yang juga bisa menjadi pilihan.

Diantaranya yang banyak dipakai seperti tampon. Meski belum terlalu populer, tampon disebut-sebut bisa sangat membantu ketika Mama tergolong aktif bergerak dan rutin berolahraga.

Sebelum menggunakan tampon, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan supaya lebih efektif dan terhindari dari risiko efek samping.

Apa saja? Berikut Popmama.com rangkum informasinya untuk Mama:

1. Apa itu tampon?

1. Apa itu tampon
Unsplash/Josefin

Tampon adalah suatu alat penyerap darah haid yang berbahan mirip pembalut biasa. Hanya saja, bentuknya silinder dengan tali benang di bagian ujungnya.

Jika pembalut biasa ditempel di permukaan celana dalam, maka tampon digunakan dengan cara dimasukkan ke dalam lubang vagina.

Dilansir Today, beberapa jenis tampon juga memiliki pilihan ukuran. Tampon biasanya berbahan lembut. Ukuran tampon yang dapat dipilih pada umumnya akan dipengaruhi oleh banyaknya aliran darah haid dan juga tingkat kenyamanan masing-masing.

Dengan menggunakan tampon berukuran tepat, aliran darah haid bisa terserap sempurna dan terhindari dari kebocoran.

Editors' Pick

2. Manfaat menggunakan tampon

2. Manfaat menggunakan tampon
Pixabay/EME

Jika saat menggunakan pembalut biasanya Mama sering merasa kurang nyaman, maka penggunaan tampon dianggap bisa mengatasinya. Karena bentuknya yang kecil dan dimasukkan ke dalam lubang vagina, Mama tidak lagi perlu khawatir ada bagian yang menonjol di celana dalam.

Selain itu, tampon juga sangat baik digunakan jika Mama ingin terhindari dari iritasi saat haid. Menurut pakar kebidanan dan kandungan Dr Sheila Loanzon, penggunaan pembalut kadang-kadang dapat menyebabkan masalah pada kulit.

Termasuk di antaranya seperti lecet dan/atau iritasi pada area vagina karena faktor kelembaban.

Penggunaan tampon juga bermanfaat untuk menghindari Mama dari risiko vaginosis bakteri, yang lebih umum terjadi karena penggunaan pembalut. Tepatnya jika Mama malas mengganti pembalut secara teratur.

Vaginosis bakteri adalah infeksi pada vagina yang disebabkan oleh bakteri. Gejala utamanya yakni keputihan dengan bau yang kurang sedap. Kondisi ini disebutkan oleh Loanzon adalah karena darah menyebabkan perubahan dalam keseimbangan pH vagina.

3. Cara menggunakan tampon

3. Cara menggunakan tampon
Freepik/natalliaboroda

Sebelum menggunakan tampon, pastikan Mama mencuci tangan terlebih dahulu untuk menghindari kontaminasi bakteri dari tangan yang kotor. Diperlukan juga latihan berkali-kali supaya proses pemasangan tampon bisa cepat dan tepat.

Berikut langkah-langkah cara menggunakan tampon yang perlu diperhatikan:

  • Pilih ukuran tampon yang tepat. Ukuran yang pas akan membuat proses pemasangan menjadi lebih mudah.
  • Pastikan tali benang tampon terurai sempurna di bagian luar, pastikan kondisinya kuat dan tidak mudah lepas.
  • Cari posisi tubuh yang membuat Mama nyaman, bisa dengan jongkok atau duduk.
  • Setelah menemukan posisi yang nyaman, buka bagian bibir vagina atau labia dengan satu tangan. Kemudian masukkan bagian ujung tampon yang tidak bertali ke dalam vagina. Dorong sampai terasa sudah masuk ke dalam vagina dengan sempurna.
  • Terakhir, pastikan lagi tali benang berada di luar vagina dan menggantung dengan benar.

4. Hal-hal yang harus diwaspadai saat menggunakan tampon

4. Hal-hal harus diwaspadai saat menggunakan tampon
Freepik.com

Di balik manfaat dan kepraktisannya, tampon jika tidak digunakan dengan cara yang tepat dan asal-asalan juga bisa menimbulkan efek samping. Di antaranya, tampon tersangkut di dalam dan kondisi berbahaya lain yang dikenal sebagai Toxic Shock Syndrome (TSS).

Dikutip dari Healthline, tampon tersangkut alias tampon stuck terjadi ketika tali benang tidak menggantung di luar vagina dan justru ikut masuk ke dalam lubang vagina seluruhnya.

Tubuh biasanya akan memberi sinyal bahwa ada sesuatu yang tidak beres, dalam hal ini saat tampon tersangkut di dalam vagina, Ma. Beberapa gejalanya seperti keputihan, ada bau tidak sedap dari vagina, gatal, ruam kemerahan di sekitar vagina, nyeri saat buang air kecil, nyeri panggul dan bahkan demam tinggi.

Ketika kondisi tampon yang tersangkut tak kunjung bisa diatasi, hal ini bisa berlanjut pada risiko Toxic Shock Syndrome (TSS). Risiko TSS bisa meningkat apabila Mama tidak rutin mengganti tampon secara rutin, yakni hingga lebih dari 8 jam tidak diganti.

Toxic Shock Syndromeadalah kondisi medis yang disebabkan oleh infeksi bakteri, tepatnya ketika bakteri Staphylococcus aureus masuk ke aliran darah dan menghasilkan racun.

Gejala dari Toxic Shock Syndrome ini biasanya seperti sakit kepala, demam tinggi, muntah, diare, dan tekanan darah rendah.

Sebelum kondisi tampon tersangkut berlanjut pada Toxic Shock Syndrome, lebih baik segera cari pertolongan medis secepat mungkin ya, Ma.

5. Mana lebih baik, pembalut atau tampon?

5. Mana lebih baik, pembalut atau tampon
Freepik

Seperti disebutkan sebelumnya, pembalut maupun tampon sama-sama bermanfaat sebagai alat penyerap darah haid. Meski keduanya punya manfaat yang sama, penggunaannya jauh berbeda.

Selain itu, antara pembalut dan tampon juga sama-sama harus tetap diganti secara rutin maksimal 6 jam sekali. Waktu ini bisa dipercepat jika darah haid terasa sedang banyak-banyaknya, Ma.

Dari segi ukuran, pembalut memiliki bentuk yang lebih lebar dan panjang. Sementara tampon hanya berkisar 5 cm saja. Tampon juga lebih nyaman digunakan terutama jika Mama aktif bergerak.

Pembalut juga memiliki berbagai varian bentuk, ukuran panjang dan tebal tipis yang bisa disesuaikan dengan kenyamanan Mama. Dengan memilih ukuran yang tepat, kebocoran darah haid pun bisa terhindari.

Sementara itu, tampon juga tak luput dari risiko bocor, Ma. Terutama jika Mama menggunakan tampon dengan ukuran yang tidak sesuai.

Baik pembalut maupun tampon jika lupa diganti juga sama-sama bisa memberikan efek buruk bagi kesehatan. Terutama berkaitan dengan risiko infeksi.

Jadi, ingin memilih pembalut ataupun tampon, Mama tetap harus ingat untuk menggunakan ukuran yang tepat, mengganti secara teratur dan menyesuaikan dengan kebutuhan dan kenyamanan Mama, ya!

Baca juga:

The Latest