Bukan Pagi Hari! Kata Pakar, Ini Waktu Paling Tepat Memakai Deodoran

Kapan ya waktu tepat pakai deodoran agar kerjanya lebih optimal?

16 Mei 2021

Bukan Pagi Hari Kata Pakar, Ini Waktu Paling Tepat Memakai Deodoran
Pexels/Bruce Mars

Kebanyakan dari Mama pasti menggunakan deodoran pagi hari setelah mandi dan sebelum beraktivitas. Sayangnya, penelitian terbaru justru mengungkapkan bahwa kebiasaan tersebut keliru. Ada waktu yang paling tepat untuk menggunakan deodoran dan itu bukanlah di pagi hari, Ma.

Disampaikan oleh Dr Dawn Harper, Mama lebih dianjurkan untuk memakai deodoran di malam hari. Menurutnya, memakai deodoran di malam akan lebih meningkatkan kerja deodoran dan membuat fungsinya menjadi lebih optimal.

Dirangkum Popmama.com, berikut informasi penting tentang pemakaian deodoran yang perlu Mama ketahui:

1. Gunakan di malam hari

1. Gunakan malam hari
Pixabay/Nicolagiordano

Dr Dawn menjelaskan baru-baru ini bahwa penggunaan di malam hari akan memberikan kesempatan bagi deodoran untuk mengering sempurna. Bukan tanpa alasan, ia menjabarkan betapa pentingnya deodoran yang kering setelah digunakan.

Menurut Dr Dawn, apabila deodoran sudah mengering, maka kerja kandungan antiperspiran yang dimilikinya akan bekerja lebih sempurna. Sebaliknya, jika Mama menggunakan deodoran dan langsung berpakaian serta beraktivitas selagi masih basah, maka kemampuannya untuk menahan keringat tidak akan optimal.

Akibatnya, Mama masih sangat mungkin mengalami bau badan dan berkeringat meski sudah menggunakan deodoran.

Nah, oleh sebab itu Mama dianjurkan untuk menggunakan deodoran pada malam sebelum tidur dan biarkan deodoran kering semalaman.

Pagi harinya baru kemudian Mama bisa membersihkan sisa-sisa residunya di ketiak dengan menggunakan sabun dan air.

2. Cara memilih deodoran yang tepat

2. Cara memilih deodoran tepat
Freepik/Freepik

Menurut pakar kimia kosmetik, Ron Robinson, deodoran saat ini kebanyakan memiliki sifat antiperspirant alias mampu mengontrol keringat berlebih.

Deodoran juga mampu menutupi aroma tak sedap dari ketiak. Umumnya deodoran mengandung triclosan untuk mencegah bakteri tumbuh dan menimbulkan bau.

Untuk memilih deodoran yang tepat, Mama perlu tahu bagaimana kondisi tubuh saat berkeringat. Apakah keringat Mama berlebih atau tidak?

Jika produksi keringat di tubuh Mama berlebihan atau sering disebut juga hiperhidrosis, maka Mama sebaiknya menggunakan deodoran jenis stick.

Biasanya bentuk deodoran ini kering dan berwarna putih. Sementara jika produksi keringat di tubuh Mama tidak terlalu banyak, Mama bisa menggunakan deodoran jenis semprot atau spray.

Jangan lupa untuk menutup mata, hidung dan mulut saat menggunakannya agar tak memicu iritasi ya, Ma.

3. Benarkah deodoran memicu kanker?

3. Benarkah deodoran memicu kanker
Freepik/Freepik

Tak sedikit orang yang masih enggan menggunakan deodoran karena dianggap bisa memicu kanker, terutama kanker payudara.

Menanggapi hal ini, beberapa peneliti mengungkapkan masih belum ada bukti ilmiah tentang hubungan antara deodoran dan kanker. Salah satunya disampaikan oleh para peneliti dari National Cancer Institute (NCI).

Menurut peneliti, meski banyak informasi yang menyebutkan bahwa pemakaian deodoran bisa memicu kanker, hal tersebut belum bisa dibuktikan kebenarannya. Hal serupa juga disampaikan oleh US Food and Drug Administration (FDA). Mereka menegaskan bahwa hal ini tidak benar.

Dalam upaya membuktikan teori ini, para peneliti mempelajari kaitan antara paraben dan kanker payudara. Paraben sendiri merupakan salah satu kandungan pengawet pada deodoran yang mampu membunuh kuman.

Meskipun paraben sedikit menyerupai fungsi hormon estrogen pada perempuan, yakni salah satu faktor risiko kanker payudara, peneliti masih ragu nyatanya paraben juga bisa didapat dari berbagai sumber lain. Di antaranya yakni termasuk dari kosmetik dan bahkan makanan.

Baca juga: 

The Latest