Di gelombang pertama, masalahnya ada di APD yang sulit didapatkan. Sedangkan di gelombang kedua adalah masalah ketersediaan oksigen.
Untuk itu, persiapan mengenai oksigen pun tak kalah matang. Ketua IDI Wilayah Kudus, Jawa Tengah dr Ahmad Syaifuddin mengatakan pihaknya fokus untuk memenuhi ketersediaan stok oksigen.
"Gelombang kedua benar-benar mengalami dan pusingnya minta ampun kalau kita kekurangan stok oksigen, terutama oksigen-oksigen yang likuid maupun tabung sama saja," ujarnya dalam acara yang sama.
Setelah dievaluasi, pihaknya ingin mengoptimalkan oksigen konsentrator. Sedangkan Kabupaten Kudus sendiri mendapat beberapa bantuan oksigen konsentrator untuk dapat digunakan di tempat isolasi terpusat.
Sementara itu di Samarinda, mengaku tidak kekurangan oksigen dalam gelombang kedua lalu. Namun fokusnya ada di regulator oksigen.
"Kita akan mempersiapkan regulator oksigen karena oksigen sendiri di sini tidak kurang," ujar dr Osa.
Dr Ahmad melanjutkan, bagaimanapun sumber ketersediaan oksigen bergantung pada produksi dan distribusi. Sehingga, dukungan dari pemerintah dan produsen sangat diperlukan.