Tersebarnya frasa itu memang berkaitan dengan permintaan masyarakat adat Awyu dan Moi yang meminta agar hutan mereka diselamatkan dan dikembalikan dari aktivitas pembukaan perkebunan sawit.
Kabarnya, hutan masyarakat Awyu sudah dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit terbesar lewat Proyek Tanah Merah yang dioperasikan tujuh perusahaan, yaitu PT MJR, PT KCP, PT GKM, PT ESK, PT TKU, PT MSM, dan PT NUM.
Selain itu, Pemerintah Provinsi kabarnya juga mengeluarkan izin kelayakan lingkungan hidup untuk PT IAL. PT itu mengantongi izin lingkungan sebesar 36.094 hektare yang sebagiannya berada di hutan adat Moro, bagian dari Awyu.
Pembukaan perkebunan itu membuat suku Awyu dari Boven Digoel dan suku Moi di Sorong menggelar aksi damai di depan Gedung Mahkamah Agung pada Senin (27/5/2024). Saat itu, mereka menggunakan baju khas suku masing-masing dan menggelar ritual serta memanjatkan doa.
Suku Awyu dan Moi pun meminta kepada Mahkamah Agung (MA) agar menjatuhkan putusan serta mau membatalkan izin perusahaan sawit yang tengah mereka lawan.
Jadi, itulah rangkuman informasi yang menjelaskan tentang arti dari "All Eyes on Papua". Lewat informasi di atas, kamu tentunya bisa mengetahui lebih dekat tentang frasa yang sedang ramai di media sosial itu.