Viralnya fenomena bulan kembar tidak sedikit membuat banyak orang berspekulasi dan mengira kalau ini merupakan kejadian astronomis langka yang memperlihatkan dua Bulan di langit dalam waktu bersamaan.
Akan tetapi, Peneliti Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin, mengatakan kalau istilah Bulan kembar sebenarnya tidak sepenuhnya tepat. Kalau begitu, lalu apa itu bulan kembar?
Thomas mengatakan bahwa Bulan memang merupakan satelit alami Bumi. Namun, objek lain seperti asteroid dapat terperangkap dalam gravitasi Bumi pada periode tertentu dan sementara waktu mengelilingi Bumi.
Berangkat dari situ, asteroid yang terperangkap dalam gravitasi Bumi itulah akhirnya disebut sebagai 'Bulan mini'.
"Bulan adalah satu-satunya satelit alami Bumi yang ukurannya besar dan terlihat dengan mata telanjang. Namun, pada periode tertentu, objek lain seperti asteroid dapat terperangkap dalam gravitasi Bumi dan sementara waktu mengelilingi Bumi. Objek ini sering disebut sebagai 'Bulan mini' atau 'mini Moon'," ujarnya dalam siaran pers resmi BRIN.