Dikutip dari Journal of Psychosexual Health dari Karnataka Sexual Sciences Academy, gejala PMDD bisa meliputi banyak bentuk. Namun, sayangnya gejala PMDD dan PMS ternyata memiliki banyak kemiripan.
Gejala yang dialami oleh penderita PMDD biasanya muncul seminggu sebelum menstruasi. Mereka yang menderita PMDD ini bisa pada kondisi tidak bisa beraktivitas normal sama sekali. Tentunya, kondisi ini dapat mempengaruhi hubungan dan mengganggu rutinitas sehari-hari.
Gejala PMDD bisa meliputi gangguan psikologis dan fisik. Lebih lengkapnya, berikut gejala PMDD yang biasa dirasakan baik gejala yang umum ataupun yang langka ditemukan menurut Medical News Today.
- Kelelahan parah
- Perubahan mood, termasuk gugup, depresi, hingga kecemasan
- Menangis dan lebih peka secara emosional
- Kesulitan untuk konsentrasi
- Jantung berdebar-debar
- Paranoia dan mengalami masalah dengan citra diri
- Masalah koordinasi
- Pelupa
- Perut kembung, nafsu makan meningkat hingga gangguan pencernaan
- Sakit kepala
- Sakit punggung
- Kejang otot, mati rasa atau kesemutan pada tingkat yang ekstrem
- Pusing
- Pingsan
- Sulit tidur
- Perubahan penglihatan dan keluhan penglihatan
- Keluhan pernapasan, seperti alergi dan infeksi
- Sakit ketika akan menstruasi
- Penurunan gairah seksual
- Mudah memar
Kemudian, ada pula yang mengalami retensi cairan dapat menyebabkan nyeri payudara, penurunan produksi urin, pembengkakan pada tangan, kaki dan mata kaki, dan penambahan berat badan sementara.
Ada pula yang mengalami masalah kulit seperti jerawat, peradangan dan gatal, dan memburuknya luka yang sudah pernah diderita. Namun, sebagian besar orang yang menderita PMDD terkait dengan kecemasan.