Instagram.com/ashanty_ash
Dilansir dari laman Health Line, sebenarnya ada lebih dari 80 jenis penyakit autoimun yang berbeda.
Namun, berikut adalah 14 jenis kondisi autoimun yang paling umum terjadi:
Pada diabetes mellitus tipe 1, sistem kekebalan tubuh seseorang akan menyerang dan menghancurkan sel-sel yang memproduksi insulin di pankreas.
Hasil gula darah yang tinggi nantinya dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah, serta organ-organ lain seperti jantung, ginjal, mata, dan saraf.
- Rheumatoid arthritis (RA)
Pada rheumatoid arthritis (RA), sistem kekebalan tubuh akan menyerang sendi. Serangan ini menyebabkan kemerahan, kehangatan, nyeri, dan kekakuan pada persendian.
Tidak seperti osteoartritis, yang biasanya menyerang orang-orang ketika mereka semakin tua, RA dapat terjadi sedini mungkin, yakni seseorang yang berusia 30 tahunan atau lebih muda dari itu.
- Psoriasis atau radang sendi psoriatik
Sel-sel kulit biasanya tumbuh dan kemudian luruh ketika mereka tidak lagi dibutuhkan.
Pada kasus ini, psoriasis menyebabkan sel-sel kulit berkembang biak terlalu cepat, sehingga sel-sel ekstra menumpuk dan membentuk bercak merah yang meradang.
Hingga 30 persen penderita psoriasis juga mengalami pembengkakan, kekakuan, dan nyeri pada persendian mereka. Jenis penyakit ini disebut arthritis psoriatik.
Multiple sclerosis (MS) merusak selubung mielin, yakni lapisan pelindung yang mengelilingi sel-sel saraf yang ada di sistem saraf pusat.
Kerusakan pada selubung mielin dapat memperlambat kecepatan pengiriman pesan antara otak dan sumsum tulang belakang ke dan dari seluruh tubuh.
Kerusakan ini dapat menyebabkan gejala seperti mati rasa, lemah, masalah keseimbangan, dan kesulitan berjalan.
Penyakit ini datang dalam beberapa bentuk dan berkembang pada tingkat yang berbeda.
Menurut sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2012 lalu, sekitar 50 persen orang dengan MS membutuhkan bantuan berjalan dalam waktu 15 tahun setelah kondisi ini terjadi.
- Systemic lupus erythematosus (SLE)
Walaupun dokter di tahun 1800-an pertama kali menggambarkan lupus sebagai penyakit kulit karena ruam yang timbul, namun sebenarnya lupus sendiri dapat memengaruhi banyak organ, termasuk persendian, ginjal, otak, dan jantung.
Beberapa gejala yang mungkin terjadi adalah nyeri sendi, kelelahan, dan ruam.
Inflammatory bowel disease (IBD) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi yang menyebabkan peradangan pada lapisan dinding usus.
Setiap jenis IBD memengaruhi bagian saluran pencernaan yang berbeda. Kondisi yang satu ini dapat memengaruhi bagian mana pun dari saluran pencernaan, baik dari mulut hingga anus.
Penyakit addison memengaruhi kelenjar adrenal, yang menghasilkan hormon kortisol dan aldosteron serta hormon androgen.
Jika terlalu sedikit kortisol di dalam tubuh, maka hal tersebut dapat memengaruhi cara tubuh menggunakan dan menyimpan karbohidrat dan gula (glukosa).
Sedangkan jika kekurangan aldosteron, maka tubuh akan kehilangan natrium dan kelebihan kalium dalam aliran darah.
Gejalanya meliputi kelemahan, kelelahan, penurunan berat badan, dan gula darah rendah.
Penyakit graves menyerang kelenjar tiroid di leher hingg menyebabkannya produksi hormon yang terlalu banyak.
Hormon tiroid dapat mengendalikan penggunaan energi tubuh, yang dikenal sebagai metabolisme.
Terlalu banyak hormon yang satu ini dapat meningkatkan aktivitas tubuh, menyebabkan gejala seperti gugup, detak jantung yang cepat, intoleransi panas, dan penurunan berat badan.
Salah satu gejala potensial penyakit ini adalah mata menonjol, yang disebut exophthalmos.
Hal ini juga dapat terjadi sebagai bagian dari apa yang disebut oftalmopati graves, yang terjadi pada sekitar 30 persen dari mereka yang memiliki penyakit graves, menurut sebuah studi tahun 1993 silam.
Kondisi ini menyerang kelenjar yang menyediakan pelumasan untuk mata dan mulut.
Gejala utama sindrom sjogren adalah mata kering dan mulut kering, tetapi juga dapat memengaruhi sendi atau kulit.
Pada tiroiditis hashimoto, produksi hormon tiroid melambat hingga menjadi defisiensi.
Gejalanya termasuk kenaikan berat badan, kepekaan terhadap dingin, kelelahan, kerontokan rambut, dan pembengkakan tiroid (gondok).
Myasthenia gravis memengaruhi impuls saraf yang membantu otak mengendalikan otot.
Ketika komunikasi dari saraf ke otot terganggu, sinyal tidak dapat mengarahkan otot untuk berkontraksi.
Gejala yang paling umum adalah kelemahan otot yang memburuk saat beraktivitas dan akan membaik jika diistirahatkan.
Vaskulitis autoimun terjadi ketika sistem kekebalan menyerang pembuluh darah.
Peradangan yang terjadi mempersempit pembuluh darah dan arteri, sehingga lebih sedikit darah yang mengalir melaluinya.
Kondisi ini menyebabkan kekurangan protein, yang dibuat oleh sel-sel lapisan perut, yang dikenal sebagai faktor intrinsik yang diperlukan agar usus kecil menyerap vitamin B-12 dari makanan.
Tanpa adanya vitamin ini, seseorang akan mengalami anemia, dan kemampuan tubuh untuk sintesis DNA yang tepat akan diubah.
Anemia pernisiosa lebih sering terjadi pada orang dewasa yang sudah tua.
Orang dengan penyakit celiac tidak dapat mengonsumsi makanan yang mengandung gluten, protein yang ditemukan dalam gandum, gandum hitam, dan produk biji-bijian lainnya.
Ketika gluten berada di usus kecil, sistem kekebalan menyerang bagian saluran pencernaan ini dan menyebabkan peradangan.
Sebuah studi di tahun 2015 mencatat bahwa penyakit celiac memengaruhi sekitar 1 persen orang di Amerika Serikat.
Sejumlah besar orang telah melaporkan sensitivitas gluten, yang bukan penyakit autoimun, tetapi dapat memiliki gejala yang sama seperti diare dan sakit perut.