Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Freepik/User18526052
Freepik/User18526052

Kutu kucing mungkin tampak seperti masalah kecil yang sering terjadi pada hewan peliharaan. Namun, tahukah kamu bahwa kutu ini bisa membawa bahaya serius bagi kesehatan manusia? 

Kutu kucing, atau Ctenocephalides felis, adalah parasit kecil yang sering kali ditemukan pada kulit kucing. Menurut Journal of Vector Ecology, kutu kucing juga bisa menjadi sumber penyakit bagi manusia.

Dalam artikel ini, Popmama.com akan membahas secara rinci mengenai 7 bahaya kutu kucing pada manusia, serta bagaimana cara menghadapinya. Simak informasi selengkapnya di sini, yuk!

1. Gatal dan iritasi kulit

Freepik/Prostooleh

Kutu kucing sering menyebabkan rasa gatal yang sangat mengganggu. Gigitan kutu mengandung air liur yang dapat memicu reaksi alergi pada kulit manusia, membuat area yang tergigit menjadi merah, bengkak, dan gatal. 

Dalam Journal of the American Academy of Dermatology disebutkan, bahwa gigitan kutu pada manusia sering kali mengarah pada dermatitis, yang bisa berkembang menjadi peradangan parah jika tidak segera diobati. Selain itu, garukan berulang dapat membuka luka dan berisiko terinfeksi bakteri. 

Cara mengatasinya: Jika kamu digigit kutu, segera bersihkan dengan antiseptik untuk mencegah infeksi. Gunakan salep atau krim antihistamin untuk meredakan gatal dan peradangan.

2. Penyakit Flea-borne Typhus

Freepik

Flea-borne typhus adalah penyakit disebabkan oleh bakteri Rickettsia typhi, yang ditularkan melalui gigitan kutu kucing. Emerging Infectious Diseases Journal menyebutkan, sekitar 1-2% populasi kutu kucing dapat membawa bakteri penyebab penyakit ini. 

Penyakit ini dapat menyebabkan demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, dan ruam kulit. Jika dibiarkan tanpa pengobatan, flea-borne typhus dapat menimbulkan komplikasi serius pada organ tubuh, yang bisa mengancam nyawa.

Cara mengatasinya: Jika kamu mengalami demam tinggi atau gejala lainnya setelah terpapar kutu kucing, segera hubungi dokter. Antibiotik dapat membantu mengobati penyakit ini dengan efektif jika diberikan pada tahap awal.

3. Alergi kutu kucing

Freepik

Bagi sebagian orang, kutu kucing bisa memicu reaksi alergi yang parah. Protein dalam air liur kutu dapat memicu gejala alergi seperti gatal-gatal, bersin, hingga pembengkakan pada area yang terpapar. 

Melansir dari The Journal of Allergy and Clinical Immunology, bahwa sekitar 20-30% orang dengan riwayat alergi dapat mengalami gejala alergi setelah terpapar kutu kucing. Reaksi alergi ini bisa semakin parah, terutama bagi mereka yang memiliki masalah pernapasan seperti asma.

Cara mengatasinya: Hindari kontak langsung dengan kucing yang terinfeksi kutu. Gunakan obat antihistamin atau semprotan hidung untuk meredakan gejala alergi.

4. Infeksi sekunder pada kulit

Freepik

Gigitan kutu kucing yang tidak dirawat dengan baik dapat membuka peluang bagi bakteri untuk masuk ke tubuh, menyebabkan infeksi sekunder. Bakteri seperti Staphylococcus aureus sering ditemukan pada kutu kucing dan dapat menyebabkan abses yang parah. 

International Journal of Infectious Diseases menyebutkan, bahwa infeksi sekunder akibat gigitan kutu kucing bisa memerlukan perawatan medis intensif. Infeksi sekunder ini sering ditandai dengan pembengkakan, nanah, dan rasa sakit yang semakin meningkat.

Cara mengatasinya: Jaga kebersihan luka dengan mencucinya menggunakan antiseptik. Jika muncul tanda-tanda infeksi seperti nanah atau pembengkakan yang parah, segera pergi ke dokter untuk mendapatkan antibiotik atau perawatan lebih lanjut.

5. Kudis (Scabies)

Freepik

Kudis atau scabies adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh tungau. Kutu kucing tidak langsung menyebabkan kudis, tetapi mereka dapat menjadi pembawa tungau penyebab kudis. 

The Lancet Infectious Diseases mencatat bahwa kutu kucing terinfeksi dapat membawa tungau yang menyebarkan kudis. Kudis umumnya ditandai dengan gatal yang ekstrem dan peradangan pada kulit. 

Cara mengatasinya: Obat scabies berbentuk salep atau krim yang mengandung insektisida efektif untuk membasmi tungau penyebab kudis. Jika kamu mengalami gatal berlebihan, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.

6. Penyakit kucing toksoplasmosis

Freepik

Toksoplasmosis adalah infeksi oleh parasit Toxoplasma gondii, yang umumnya ditularkan melalui kontak dengan feses kucing. Namun, kutu kucing juga dapat berperan sebagai pembawa parasit ini. 

Meskipun risikonya relatif rendah, Clinical Microbiology Reviews menegaskan, bahwa orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah berisiko tinggi terinfeksi melalui kutu kucing. Gejala toksoplasmosis meliputi demam, kelelahan, dan nyeri otot. 

Cara mengatasinya: Untuk mencegah toksoplasmosis, jaga kebersihan kucing peliharaan dan hindari kontak dengan kutu kucing. Jika mengalami gejala-gejala toksoplasmosis, segera lakukan pemeriksaan ke dokter.

7. Risiko penyebaran penyakit lainnya

Freepik/Prostooleh

Kutu kucing juga dapat membawa penyakit lain seperti penyakit Lyme dan Bartonella. Bartonella henselae, bakteri penyebab penyakit kucing cakaran, bisa ditularkan melalui kutu dan menyebabkan demam. 

Vector-Borne and Zoonotic Diseases Journal menegaskan, bahwa kutu kucing dapat terinfeksi bakteri Bartonella yang berpotensi menular ke manusia. Infeksi ini dapat menimbulkan masalah kesehatan yang lebih serius jika tidak segera diobati.

Cara mengatasinya: Untuk mencegah penularan penyakit ini, pastikan kucingmu mendapatkan perawatan kesehatan secara rutin. Jika mengalami gejala yang mencurigakan, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan pengobatan tepat.

Nah, itu tadi, ya 7 bahaya kutu kucing pada manusia. Dengan mengetahui berbagai bahaya di atas, kamu bisa lebih berhati-hati dalam menjaga kebersihan kucing serta menghindari paparan langsung dengan kutu. Kesehatan kulit dan tubuh kita adalah prioritas utama, jadi pastikan kamu selalu waspada, ya!

Editorial Team