Dimulainya percobaan pembelajaran tatap muka (PTM) di berbagai sekolah justru menimbulkan kekhawatiran baru. Beberapa waktu lalu beredar data terciptanya klaster sekolah di mana ribuan murid dan guru positif Covid-19 setelah melakukan PTM.
Kekhawatiran itu muncul karena laporan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) yang menyebutkan 2,8 persen satuan pendidikan atau 1.296 sekolah terkait dengan penularan Covid-19.
Kemendikbud Ristek mengklarifikasi hal itu pada Sabtu (25/9/2021). Misalnya, data 2.8 persen itu sejak Juli 2020 dan bukannya sebulan terakhir sejak PTM dimulai.
Kemudian, angka 2,8 persen itu bukanlah klaster. Melainkan data satuan pendidikan yang melaporkan adanya warga sekolah yang pernah tertular Covid-19. Sementara, 97 persen sisanya tidak memiliki warga sekolah yang pernah tertular Covid-19.
Kemendikbud Ristek meluruskan isu yang beredar mengenai 15.000 siswa dan 7.000 guru positif Covid-19 akibat pelaksanaan PTM Terbatas. Pemerintah mengatakan data tersebut berasal dari laporan yang disampaikan oleh 46.500 satuan pendidikan yang belum diverifikasi, sehingga masih ditemukan kesalahan.
Meski begitu, bagi orangtua isu ini tentu membuat mereka khawatir melepas anak ke sekolah untuk PTM. Meskipun penularannya belum tentu dari lingkungan sekolah, tapi kemungkinan anak terpapar selama perjalanan ke dan pulang dari sekolah sangat mungkin terjadi.
"Kita mendukung PTM, tapi tentu kita meminta sekolah tatap muka yang aman dan sehat. katan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memberikan sayaratnya," tutur Prof. DR. Dr. Aman B. Pulungan, Sp.A(K), FAAP, FRCPI(Hon) selaku Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI dalam konferensi pers media, Minggu (25/9/2021).
Berikut Popmama.com rangkum rekomendasi IDAI agar PTM aman dan menjamin kesehatan anak.
