Satu mesin karaoke, meja pingpong, mixer tangan untuk membuat dalgona, empat mainan puzzle, enam lilin wangi, dan layang-layang, masukan ke troli dan bayar.
Ya itulah gambaran boros belanja online di masa pandemi. Mudah memang untuk mengikuti keinginan diri berujung penyesalan.
Apakah pandemi Covid-19 berhubungan dengan meningkatnya beberapa perilaku pembelian online kamu di rumah? Sepertinya kamu tidak sendiri dalam hal ini Ma.
Bahkan kita yang sebenarnya sedang dalam keadaan keuangan genting seperti ini, masih menemukan diri kita 'mengubur kepala di pasir' untuk pengeluaran pesta kecil barang-barang rendah prioritas.
Semua tergoda oleh skema 'beli sekarang, bayar nanti'. Yang sebaiknya harus kita tinjau kembali maksud dan tujuannya.
Melissa Gulbin seorang manajer komunikasi yang bekerja dari rumahnya di Lismore di utara New South Wales, salah satu yang merasakan dampak meningkatnya belanja online di kala pandemi.
Dia membeli berbagai macam barang seperti alat tenun, pola menjahit vintage untuk overall pria, permainan papan Jerman, dan papan seluncur.
Hingga pada akhirnya dirinya mengakui perilaku tersebut tidaklah efektif. Banyak dari maksud dan tujuannya dalam pembelian tidak tepat sasaran.
"Saya juga membeli setumpuk perlengkapan seni dan saxophone, dengan pikiran bahwa saya bisa menggunakan waktu bekerja di rumah untuk menjadi artis dan ahli virtuoso yang selalu saya inginkan," katanya.
"Tetapi kenyataannya saya tidak punya lebih banyak waktu luang. Saya masih harus bekerja dari rumah dan sejujurnya saya mengalami kesulitan untuk bertahan dan menangani kesehatan mental saya."
Melissa mengakui adanya sedikit penyesalan atas pembelian permainan papan Jerman yang dibelinya saat pandemi ini.
Tetapi dia berusaha untuk tidak menyalahkan dirinya sendiri dan dengan lembut meninjau kembali pengeluarannya.
Jadi Ma, dari cerita singkat di atas lantas apa yang harus kita perhatikan saat berbelanja online pada masa seperti sekarang ini?
Simak tips belanja online khas Popmama.com berikut ini.
