Apakah kamu ingat betapa banyaknya menyukai rasa manis?
Ya, seseorang mungkin gemar memakan makanan dan mimuman manis. Terutama untuk hidangan berbuka puasa. Pada artikel ini, Popmama.comakan mengeksplorasi mengenai kandungan pemanis buatan yang sering kali membuat siapa saja ketagihan.
Sedangkan aspartam tidak cocok digunakan atau dikonsumsi jangka panjang. Jadi baca terus agar mengetahui lebih lanjut tentang topik salah satu pemanis buatan seperti aspartam.
1. Apa itu aspartam?
Pexels/Mikhail Nilov
Aspartam adalah pemanis rendah kalori. Bahan ini telah digunakan selama beberapa dekade sebagai cara untuk menurunkan asupan gula tambahan.
Terutama memberikan kepuasan menikmati sesuatu yang manis. Aspartam sekitar 200 kali lebih manis daripada gula dan karena itu hanya sedikit pemanis yang dibutuhkan untuk menyamai rasa manis yang diberikan oleh gula.
Bahwa aspartam sendiri sering dicampur dengan pemanis atau komponen makanan lain, yakni meminimalkan rasa pahit dan meningkatkan rasa secara keseluruhan. Aspartam biasanya banyak digunakan sebagai pemanis dalam makanan dan minuman cepat saji atau minuman yang rendah kalori seperti soda diet.
Editors' Pick
2. Apa saja contoh produk yang mengandung aspartam?
Pexels/GEORGE DESIPRIS
Paling sering aspartam dapat digunakan sebagai bahan dalam minuman seperti air beraroma dan produk susu beraroma rendah lemak. Bahkan aspartam juga ditemukan dalam beberapa jenis pemanis rendah kalori. Berikut beberapa contoh produk yang mengandung aspartam:
Zero sugar soda
Es krim bebas gula
Jus buah rendah kalori
Permen karet bebas gula
Saus gula rendah
Yogurt ringan
Saus salad bebas gula
Permen tanpa gula
Produk yang mengandung aspartam harus diberi label pada panel bahan di bagian belakang atau samping kemasan produk. Namun sebagian produsen makanan dan minuman sudah mulai menghapus aspartam yang digunakan pada produknya.
3. Apakah aspartam aman untuk dikonsumsi?
Pexels/Muhammad Fawdy
Sementara sejak beberapa tahun terakhir, aspartam yang tetap populer menghadapi kontroversi. Banyak yang mengklaim bahwa mengonsumsi aspartam memiliki efek samping merugikan. Tetapi ada juga klaim negatif tentang efek samping jangka panjang dari menelan aspartam.
Aspartame adalah salah satu NNS yang dipelajari paling mendalam di dunia. Sejumlah badan pengatur telah mengonfirmasi bahwa aspartam dan produk penguraiannya aman dan disetujui untuk digunakan pada populasi umum. Ini termasuk bayi, anak-anak dan orang yang sedang hamil atau menyusui.
Dilansir dari Foodinsight.org, aspartame adalah salah satu bahan yang dipelajari paling mendalam mengenai persediaan makanan manusia. Dimana lebih dari 200 penelitian mendukung keamanannya. Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) menyetujui penggunaannya dalam makanan kering pada tahun 1981, dalam minuman berkarbonasi pada tahun 1983 dan sebagai pemanis tujuan umum pada tahun 1996.
4. Bagaimana aspartam dipecah dalam tubuh?
Pexels/Karolina Grabowska
Saat tubuh memproses aspartam, sebagian dipecah menjadi metanol. Konsumsi buah, jus buah, minuman fermentasi dan beberapa sayuran juga mengandung atau menghasilkan produksi metanol. Aspartam sepenuhnya dipecah dalam usus menjadi asam aspartat dan fenilalanin yang diserap lalu masuk ke tubuh. Selain itu, aspartam dicerna di usus kecil dan dimetabolisme mengikuti jalur metabolisme normalnya.
Dikutip dari Healthline, sebuah studi tahun 2015 menunjukkan bahwa aspartam adalah sumber metanol terbesar dalam makanan orang Amerika. Metanol beracun dalam jumlah besar. Namun jumlah yang lebih kecil juga dapat menjadi perhatian bila dikombinasikan dengan metanol bebas, hal itu karena peningkatan penyerapan.
Sedangkan saat dicerna, aspartam dipecah menjadi asam amino ini untuk digunakan dalam sintesis dan metabolisme protein. Selain asam aspartat dan fenilalanin, pencernaan aspartam menghasilkan sejumlah kecil metanol. Dimana senyawa yang secara alami ditemukan dalam makanan seperti buah dan sayuran serta jusnya. Jumlah metanol yang dihasilkan dari mengonsumsi minuman dimaniskan aspartam sekitar lima sampai enam kali lebih sedikit. Ini daripada yang dihasilkan dari jus tomat dengan volume yang sama.
5. Apa saja efek samping dari aspartam?
Pexels/Towfiqu barbhuiya
Sampai saat ini, masih ada kekhawatiran tentang aspartam yang menyebabkan sejumlah masalah kesehatan seperti kanker. Namun hasil studi epidemiologi tentang kemungkinan hubungan antara aspartam dan kanker belum konsisten. Jadi aspartam belum secara meyakinkan dikaitkan dengan efek samping yang serius.
Akan tetapi bagi orang-orang tertentu, produk yang mengandung aspartam sebaiknya dihindari. Ini karena berpotensi menimbulkan efek samping yang berbahaya. Dimana aspartam bisa memengaruhi berat badan dengan meningkatkan nafsu makan. Artinya, bahwa pemanis meningkatkan nafsu makan. Salah satunya mengganggu proses pensinyalan yang biasanya terjadi saat seseorang makan makanan dengan lebih banyak kalori.
Dirilis dari Medicalnewstoday, sebuah studi tahun 2015 menemukan bahwa kadar aspartam yang tinggi dapat menyebabkan perubahan lain dalam tubuh seperti perubahan serum dan penanda stres oksidatif. Termasuk diabetes tipe 2. Asupan pemanis dalam jangka panjang secara teratur dapat mengganggu keseimbangan dan keragaman bakteri yang hidup di dalam usus. Jenis gangguan ini mengakibatkan intoleransi glukosa, yang dikenal sebagai faktor risiko diabetes tipe 2.
Nah, itulah kelima fakta mengenai aspartam. Di sisi lain, aspartam juga merupakan komponen dari beberapa obat.