5 Etika Memberi Nasihat yang Baik Menurut Islam

Memberikan nasihat tidak bisa sembarangan, lho!

3 Maret 2021

5 Etika Memberi Nasihat Baik Menurut Islam
Freepik

Apakah kamu suka memberi nasihat kepada orang lain?

Pada dasarnya, setiap orang memang berhak mendapatkan nasihat. Namun pemberian nasihat juga harus dilakukan dengan cara yang benar dan sesuai kemampuan.

Dalam hadits riwayat Muslim disampaikan bahwa ada tiga tingkatan memberi nasihat, yaitu menggunakan tangan, lisan dan hati.

Akan tetapi, memberi nasihat yang melampaui kemampuan yang dimiliki bisa mendatangkan mudharat dan kesulitan bagi pemberi nasihat.

Nah, berikut Popmama.com informasikan 5 etika memberi nasihat menurut Islam yang perlu diketahui oleh setiap orang:

1. Memiliki niat yang tulus ikhlas sebelum memberi nasihat

1. Memiliki niat tulus ikhlas sebelum memberi nasihat
Freepik/master1305

Sebenarnya, memberikan nasihat adalah akhlak mulia dalam Islam.

Namun prinsip utama saat menopang menasihati seseorang, kamu perlu memperhatikan etikanya dengan niat yang tulus ikhlas.

Niat yang ikhlas tentunya akan membuat kamu menyampaikan nasihat menuju kebenaran dapat tersampaikan dengan baik.

Sama seperti kebaikan lainnya, memberi nasihat yang dilandasi dengan niat tulus ikhlas maka bisa mendapatkan pahala dari Allah Ta’ala.

Editors' Pick

2. Menyampaikan nasihat dengan kata-kata yang baik

2. Menyampaikan nasihat kata-kata baik
Freepik

Saat kamu hendak memberikan nasihat pada seseorang, sebaiknya bersikap lembut dan beradab di dalam menyampaikannya.

Tidak ada kunci lebih baik dan tepat kecuali nasihat yang disampaikan dengan lemah lembut beserta ucapan yang penuh kasih sayang.

Itu artinya, pemberian nasihat harus disampaikan menggunakan kata-kata yang baik.

Ini sebagaimana Allah memerintahkan Nabi Musa dan Harun untuk menasihati Firaun dengan perkataan yang lemah lembut.

3. Memiliki ilmu dan melakukan tabbayun

3. Memiliki ilmu melakukan tabbayun
Freepik/senivpetro

Sebelum kamu memberi nasihat pada seseorang, sebaiknya menyadari ilmu atau materi yang kamu kuasai untuk disampaikan.

Istilah check and recheck cukup sangat dibutuhkan untuk mengonfirmasi kebenaran ketika kamu hendak menasihati orang.

Tentu saja itu sangat penting dan di dalam Islam pun memerintahkan untuk melakukan check and recheck atau tabayyun. Ini sebagaimana ada pada QS. Al-Hujurat ayat 6:

"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepada kamu seorang fasik membawa suatu berita, maka bersungguh-sungguhlah mencari kejelasan agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa pengetahuan yang menyebabkan kamu atas perbuatan kamu menjadi orang-orang yang menyesal."

4. Tidak melakukan tahrisy terhadap sesama muslim

4. Tidak melakukan tahrisy terhadap sesama muslim
Freepik/rawpixel.com

Saat menasihati seseorang, sebaiknya tidak memiliki tujuan mencela atau menyebarkan keburukan.

Berikanlah pesan yang meliputi urusan berbasis agama Islam. Hindari pula melakukan tahrisy atas sikap memancing pertengkaran atau provokasi.

Di dalam Islam, seseorang tidak sepatutnya bersikap tahrisy. Ini karena tahrisy juga disebut sebagai bagian dari namimah atau adu domba.

Oleh karena itu, pesan yang baik seharusnya dilakukan dengan cara-cara yang baik dan tidak berupa provokasi terhadap sesama muslim.

5. Tidak memaksakan agar nasihat diterima

5. Tidak memaksakan agar nasihat diterima
Freepik

Apakah kamu ingin memberi nasihat dan mengetuk hati orang yang dicintai dengan sebuah nasihat?

Ketika kamu hendak memberikan nasihat, maka hendaklah memperhatikan adab-adabnya menurut Islam. Salah satunya adalah tidak memaksakan agar nasihat diterima.

Sebab seorang pemberi nasihat hanya menunjukkan jalan, bukan memerintahkan orang lain untuk mengerjakannya.

Meski orang yang diberi nasihat tidak menerima nasihat tersebut, maka kamu tetap akan tetap mendapatkan pahala dari Allah.

Demikianlah kelima etika memberi nasihat dalam Islam. Yuk, lakukan dengan bijaksana yang sesuai syariat!

Baca juga:

The Latest