Alami Gangguan Bicara, Inilah 5 Fakta Mengenai Mutisme Selektif

Biasanya, mutisme selektif dimulai pada masa kanak-kanak

19 Januari 2022

Alami Gangguan Bicara, Inilah 5 Fakta Mengenai Mutisme Selektif
Unsplash/vivek kumar

Apakah anak Mama sering mogok bicara ketika di situasi yang ramai? 

Kondisi tersebut termasuk mutisme selektif dengan gangguan kecemasan yang parah. Di mana ia tidak dapat berbicara dalam situasi sosial tertentu.

Bahkan untuk berbicara pada orang, ini akan memicu respons perasaan panik dan sering kali memiliki ketakutan atau kecemasan sosial lainnya. Bahkan mereka mungkin mengalami kesulitan bicara dan bahasa tambahan.

Biasanya, mutisme selektif sendiri dimulai pada masa kanak-kanak di usia 2-4 tahun. Apabila tidak diobati, maka dapat bertahan hingga dewasa.

Nah, mengenai hal tersebut Popmama.com berikan informasi 5 fakta mutisme selektif yang perlu diketahui:

1. Bagaimana cara mendiagnosis mutisme selektif?

1. Bagaimana cara mendiagnosis mutisme selektif
Unsplash/Online Marketing

Jika tidak diobati, mutisme selektif dapat menyebabkan gangguan kecemasan sosial. Hal ini dapat berlanjut hingga remaja dan dewasa.

Sangat penting bagi mutisme selektif untuk dikenali sejak dini oleh keluarga dan sekolah, sehingga mereka dapat bekerja sama untuk mengurangi kecemasannya.

Jika Mama mencurigai anak mengalami mutisme selektif, maka harus mencari diagnosis formal dari ahli terapi bicara. Anak-anak yang lebih besar juga perlu menemui profesional kesehatan mental atau psikolog.

Biasanya dokter mungkin awalnya akan bertanya mengenak riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga, melihat karakteristik perilaku dan mengambil riwayat medis lengkap.

Editors' Pick

2. Apa saja gejala mutisme selektif yang paling mencolok?

2. Apa saja gejala mutisme selektif paling mencolok
Unsplash/Jerry Wang

Gejala mutisme selektif biasanya mudah diamati ketika anak harus berinteraksi dengan orang baru.

Sebagai orangtua, kamu bisa memperhatikan raut wajah hingga gerak-gerik anak saat berhadapan di situasi yang ramai. 

Sedangkan gejala mutisme selektif kontras yang mencolok yakni:

  • Anak mengalami diam membisu secara tiba-tiba dan ekspresi wajah yang membeku ketika berada di luar zona nyaman mereka
  • Mereka mungkin menghindari kontak mata
  • Merasa gugup, gelisah atau canggung secara sosial
  • Bersikap kasar, tidak tertarik atau cemberut
  • Menjadi pemalu dan menarik diri
  • Berperilaku kaku, tegang atau kurang terkoordinasi
  • Anak jadi keras kepala, agresif dan mudah marah 

3. Apa saja penyebab mutisme selektif?

3. Apa saja penyebab mutisme selektif
Unsplash/Caleb Woods

Bahwa mutisme selektif sebagai ketakutan berbicara dengan orang-orang tertentu. 

Penyebabnya tidak selalu jelas, tetapi diketahui terkait dengan kecemasan dan kesulitan menghadapi peristiwa sehari-hari dengan tenang.

Namun ada beberapa penyebab yang membuat anak mengalami mutisme selektif, di antaranya:

  • Kecemasan yang Berlebihan

Banyak kasus anak dengan mutisme selektif karena mengalami kondisi fobia pada keramaian atau kecemasan yang berlebihan secara sosial. Anak akan merasa panik seperti perasaan demam panggung ketika harus bersosialisasi dengan orang lain. 

  • Diturunkan dari keluarga

Mutisme selektif ternyata dapat diwariskan dalam keluarga. Ketika anak mengalami perilaku mutisme selektif, sebaiknya orangtua memeriksa apakah ada anggota keluarga yang pernah mengalami hal serupa.

  • Kelainan dalam proses rangsangan sensorik

Beberapa kasus anak dengan mutisme selektif disebabkan karena memiliki kelainan dalam memproses rangsangan sensorik. Anak akan sangat sensitif pada suara, cahaya, sentuhan, rasa atau bau. Kelainan ini berimbas pada respons emosional anak, sehingga ia jadi mudah merasa frustasi atau cemas pada kondisi sosial tertentu. 

4. Bagaimana cara mengatasi mutisme selektif?

4. Bagaimana cara mengatasi mutisme selektif
Unsplash/Paige Cody

Mungkin banyak orangtua yang bertanya cara mengatasi anak saat mengalami mutisme selektif.

Ya, kondisi ini perlu diperhatikan secara khusus dan membutuhkan penanganan yang tepat. Beberapa langkah yang bisa diakukan untuk mengatasi mutisme selektif pada anak yaitu:

  • Berikan anak dukungan moral

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memahami kondisi anak. Secara perlahan, cobalah selalu memberikan pengertian pada anak. Ini akan membuatnya merasa nyaman dan dapat mengurangi kecemasan berlebihannya.

  • Usahakan tidak memaksa anak 

Saat anak mengalami mutisme selektif, sebaiknya hilangkan ekspektasi terlalu tinggi agar anak dapat akrab atau berbicara lancar. Cobalah tidak memaksa anak bicara ketika ia merasa takut atau cemas. Sebab memaksa anak akan memperburuk kondisinya.

  • Menemui psikiater atau terapis anak

Sebenarnya, kondisi mutisme selektif pada anak perlu diperhatikan secara khusus dan membutuhkan penanganan yang baik. Dengan demikian, Mama bisa menemui psikiater atau terapis untuk membantu anak mengatasi rasa cemasnya yang berlebihan.

  • Anak diikutertakan mengikuti terapi wicara

Beberapa terapi seperti strategi Cognitive Behavioral Therapy (CBT) adalah jenis pengobatan yang paling sering dipakai untuk mengatasi mutisme selektif. Terapi wicara pun membantu anak merangkai kata saat berhadapan dengan orang banyak. Melalui terapi ini, mereka juga akan diajarkan secara bertahap untuk terlibat dalam perilaku berbicara yang lebih banyak.

5. Apakah ada obat tertentu untuk mutisme selektif?

5. Apakah ada obat tertentu mutisme selektif
Unsplash/Benjamin Moss

Saat melakukan perawatan, dokter perlu mengetahui seberapa besar anak-anak lebih besar dan orang dewasa mengalami kecemasan yang disebabkan oleh situasi berbeda.

Sedangkan obat-obatan hanya sesuai untuk anak-anak yang lebih besar, remaja dan orang dewasa. Khususnya kecemasan yang telah menyebabkan depresi dan masalah lainnya.

Di mana obat tidak boleh diresepkan sebagai alternatif untuk perubahan lingkungan dan pendekatan perilaku. 

Meskipun beberapa profesional kesehatan merekomendasikan obat antidepresan yang dapat digunakan bersamaan dengan program pengobatan. Ini guna mengurangi tingkat kecemasan.

Demikianlah 5 fakta mengenai mutisme selektif. Yuk, yakinkan anak bahwa komunikasi non verbal bisa dilakukannya sampai mereka merasa lebih baik untuk berbicara!

Baca juga:

The Latest