Pilihan Pengobatan untuk Mengatasi Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Hati-hati jika memiliki gejala seperti kesulitan bernapas dan batuk!
17 September 2023

Apabila seseorang memiliki penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), sering kali gejalanya kekurangan energi, kesulitan bernapas dan batuk. Bahkan terdapat produksi lendir dan mengi.
Pada umumnya, penyakit PPOK disebabkan oleh paparan jangka panjang terhadap gas atau partikel yang mengiritasi. Terutama paling sering terkena asap rokok.
Agar tidak semakin membahayakan, maka kamu perlu mengetahui pilihan pengobatan PPOK. Berikut Popmama.com berikan ulasan selengkapnya:
1. Terapi yang bertujuan untuk membantu meningkatkan kualitas hidup
Saat alami paru-paru kronis yang menyebabkan aliran udara terhambat dari paru-paru, dokter mungkin merekomendasikan terapi untuk proses penyembuhan. Berikut beberapa jenis terapi yang dimaksud:
- Terapi oksigen
Secara signifikan, terapi okesigen dapat meningkatkan fungsi paru-paru maupun kualitas hidupnya. Setelah pasiesn diagnosis PPOK, sangat penting untuk memberi dukungan agar pasien aktif berpartisipasi mengikuti terapi. Terutama bagi mereka yang tidak memiliki cukup oksigen dalam darahnya.
- Program rehabilitasi paru
Program regabitas paru juga biasanya menggabungkan pendidikan, pelatihan olahraga, saran gizi dan konseling. Pasien akan dibimbing oleh berbagai spesialis saat menyesuaikan program rehabilitasi. Kebutuhan rehabilitasi paru sendiri dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang.
Editors' Pick
2. Inhaler untuk membuat pernapasan lebih mudah
Jika PPOK mempengaruhi pernapasan kamu, biasanya dokter akan memberikan inhaler. Pengobatan ini berupa alat yang mengantarkan obat langsung ke paru-paru saat kamu menarik napas.
Inhaler sendiri ada beberapa jenis, diantaranya:
- Inhaler bronkodilator kerja pendek
Bagi kebanyakan orang dengan PPOK, inhaler bronkodilator kerja pendek termasuk pengobatan pertama yang digunakan. Bronkodilator adalah obat yang membuat pernapasan lebih mudah dengan merelaksasi dan memperlebar saluran udara seseorang.
- Inhaler bronkodilator kerja panjang
Jika kamu mengalami gejala secara teratur sepanjang hari, inhaler bronkodilator kerja panjang mungkin akan direkomendasikan. Cara kerjanya pun mirip dengan bronkodilator kerja pendek. Tetapi setiap dosis berlangsung setidaknya selama 12 jam. Jadi inhaler ini hanya perlu digunakan sekali atau dua kali sehari.
- Inhaler steroid
Apabila kamu masih terengah-engah saat menggunakan inhaler kerja panjang, dokter umum mungkin menyarankan untuk memasukkan inhaler steroid sebagai bagian dari perawatan. Inhaler steroid yang mengandung obat kortikosteroid, gunanya dapat membantu mengurangi peradangan di saluran udara. Namun inhaler steroid hanyabdiresepkan sebagai bagian dari kombinasi inhaler yang termasuk obat long acting.
3. Meminum obat tertentu untuk mengurangi risiko komplikasi
Banyak orang dengan PPOK memiliki bentuk penyakit ringan yang memerlukan beberapa jenis obat-obatan khusus. Ini gunanya untuk mengendalikan gejala, memperlambat perkembangan dan mengurangi risiko komplikasi.
Dilansir dari Webmd, bahwa kelas obat baru untuk pengobatan PPOK adalah penghambat enzim yang disebut phosphodiesterase tipe 4 (PDE-4). Biasanya direkomendasikan untuk orang dengan PPOK parah, terutama bronkitis kronis yang pernah kambuh.
Selain itu, antibiotik tertentu juga membantu mengobati episode PPOK yang memburuk. Tetapi umumnya tidak direkomendasikan untuk pencegahan.
4. Melakukan perubahan gaya hidup
Sebenarnya sampai saat ini, perubahan gaya hidup termasuk bagian pengobatan untuk PPOK membantu memperlambat perkembangan kondisi dan mengendalikan gejalanya.
Salah satu yang adalah berhenti merokok. Jika kamu menderita PPOK, maka sebaiknya hentikan kebiasaan merokok. Dengan berhenti merokok, ini dapat membantu mencegah kerusakan lebih lanjut.
Bahkan bisa dibilang, menghilangkan rokok dari hidup kamu sebagai sebuah keharusan yang dilakukan pada tahap awal didiagonis PPOK.
Itulah pengobatan untuk mengatasi penyakit paru obstruktif kronis. Bicaralah dengan dokter jika gejala kamu tidak membaik.
Baca juga:
- Anosmia Bisa Sembuh, Bagaimana Pengobatannya?
- 5 Pilihan Pengobatan Terbaik untuk Mengatasi Fistula Ani
- Mengenal 6 Jenis Pengobatan Kanker Payudara