Sering Nggak Disadari, Inilah 5 Penyebab Refluks Gastroesofagus
Bahwa refluks gastroesofagus berasal dari pola makan yang cukup buruk, lho!
9 Juni 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apakah kamu mengalami gejala berupa sensasi panas seolah terbakar di dada?
Perlu waspada, bisa jadi kamu memiliki sejumlah kondisi seperti penyakit refluks gastroesofageal.
Di mana refluks gastroesofagus adalah penyakit gangguan pencernaan kronis. Ini terjadi saat asam lambung naik dan mengikis, sehingga menyebabkan iritasi di bagian dalam kerongkongan.
Akibatnya, timbul sensasi nyeri ulu hati yang terasa panas pada tenggorokan dan adanya rasa asam pada mulut.
Mengenai hal tersebut, kamu perlu mengetahui 5 penyebab refluks gastroesofageal. Berikut Popmama.com berikan informasi selengkapnya:
1. Memakan makanan pemicu asam lambung
Gejala asam lambung naik seperti sensasi terbakar pada dada, nyeri ulu hati dan kesulitan menelan adalah hal yang mengganggu bukan?
Sedangkan jika terlalu banyak makan makanan pemicu asam lambung seperti makanan pedas, asam, berlemak dan digoreng bisa memicu gejala mulas.
Beberapa makanan tersebut pun juga berpotensi menyebabkan gejalanya semakin parah.
Untuk mengendalikan gejala asam lambung, maka kamu bisa mulai dengan menghindari jenis makanan itu semua.
Editors' Pick
2. Merokok mengendurkan otot polos di dalam tubuh
Nikotin dari tembakau melemaskan katup antara kerongkongan dan lambung.
Bahkan nikotin juga mengendurkan otot polos di dalam tubuh, yaitu salah satu pertahanan utama tubuh terhadap refluks gastroesofagus.
Dilansir dari Everydayhealth, merokok mendorong perut untuk memproduksi lebih banyak asam dan meningkatkan risiko cairan lambung yang direfluks ke kerongkongan.
Artinya, penyakit refluks gastroesofageal bisa disebabkan karena kebiasaan merokok.
3. Pengosongan perut yang tertunda terlalu lama
Sebenarnya, refluks gastroesofagus adalah suatu penyakit yang menandakan masalah pada sistem pencernaan.
Refluks gastroesofagus yang mengiritasi lapisan kerongkongan juga terjadi karena pengosongan perut terlalu lama.
Dikutip dari Medscape, pengosongan lambung yang tertunda dapat menyebabkan refluks gastroesofagus. Ini akan mengakibatkan peningkatan tekanan intragastrik dan sfingter esofagus bagian bawah.
Jadi, orang dengan penyakit refluks gastroesofagus sebaiknya tidak menunda waktu makannya.
4. Obesitas menyebabkan tekanan pada perut
Obesitas merupakan suatu kondisi kronis akibat kelebihan lemak dalam tubuh. Ini terjadi karena kadar kalori yang masuk ke dalam tubuh lebih banyak.
Seseorang yang alami obesitas atau kelebihan berat badan juga bisa menjadi penyebab refluks gastroesofagus.
Diwartakan dari Obesityaction, peningkatan risiko refluks gastroesofagus diduga karena kelebihan lemak perut. Kondisi ini menyebabkan tekanan pada perut.
Artinya, obesitas menjadi bagian dari faktor yang berperan dalam terjadinya refluks gastroesofagus.
5. Kehamilan memaksa asam lambung naik ke kerongkongan
Kamu alami refluks gastroesofagus yang terjadi dua kali seminggu?
Penyebab dari refluks gastroesofagus sendiri juga karena faktor kehamilan.
Di mana, otot-otot yang mendorong makanan ke kerongkongan jadi bergerak lebih lambat saat kamu hamil.
Dan saat rahim tumbuh, terkadang bisa memaksa asam lambung naik ke kerongkongan.
Gejala yang sering terjadi selama kehamilan yakni menyebabkan rasa sakit dan terbakar di daerah dada.
Demikianlah 5 penyebab refluks gastroesofagus. Kamu perlu segera berkonsultasi ke dokter jika gejalanya terjadi secara terus menerus.
Baca juga:
- Benarkah 5 Sayuran Ini Dilarang untuk Penderita Asam Lambung?
- 5 Gejala Kanker Lambung yang Perlu Diwaspadai Sejak Dini
- 5 Jenis Olahraga untuk Kurangi Gejala Asam Lambung