Meski sudah memasuki musim hujan, sebagian wilayah Indonesia belakangan ini masih merasakan panas yang luar biasa. Kondisi tersebut bikin aktivitas harian terasa lebih berat bagi banyak orang.
Fenomena cuaca ekstrem seperti ini memunculkan rasa penasaran sekaligus kekhawatiran di kalangan masyarakat. Banyak yang bertanya-tanya, apa sebenarnya penyebab panas ekstrem hingga kini.
Lalu, apa kata BMKG? Untuk informasi lebih lanjut, berikut Popmama.com telah rangkum informasi tentang BMKG ungkap penyebab cuaca panas ekstrem di Indonesia. Simak di bawah!
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas Ekstrem di Indonesia Bulan Oktober 2025

Intinya sih...
Pergeseran matahari ke arah selatan menyebabkan cuaca panas di Indonesia.
Minimnya awan tebal membuat sinar matahari menembus lebih kuat.
Bulan Oktober termasuk masa transisi dengan cuaca tidak stabil hingga 16 Oktober 2025.
1. Pergeseran matahari ke arah selatan
BMKG mengungkap bahwa penyebab utama cuaca terasa lebih panas di sejumlah wilayah Indonesia adalah karena posisi Matahari kini bergeser ke arah selatan. Pergeseran ini membuat wilayah selatan menerima lebih banyak paparan sinar matahari secara langsung.
Akibatnya, pembentukan awan hujan di area tersebut menjadi lebih sedikit sehingga suhu udara meningkat dan terasa menyengat. Kondisi inilah yang membuat masyarakat merasakan panas berlebih, meski saat ini sudah memasuki musim hujan.
2. Minimnya awan tebal akhir-akhir ini
Tak hanya itu, langit yang cerah tanpa awan tebal terjadi akhir-akhir ini. Hal tersebut membuat sinar matahari menembus lebih kuat sehingga panas terasa sepanjang hari.
Kondisi ini juga memicu terbentuknya awan konvektif seperti cumulonimbus, yang berpotensi menimbulkan hujan lokal dengan intensitas sedang hingga lebat pada sore atau malam hari.
3. Masa transisi dengan cuaca tak menentu di bulan Oktober
BMKG menambahkan, selain pengaruh posisi Matahari dan langit cerah, bulan Oktober juga termasuk fase transisi yang membuat cuaca lebih tidak stabil. Siang hari bisa terasa sangat panas, sore hari hujan deras, dan malam tetap hangat karena kelembapan cukup tinggi.
Fenomena ini diperkirakan berlangsung hingga 16 Oktober 2025. BMKG menegaskan, panas yang dirasakan bukan gelombang panas, melainkan bagian dari dinamika atmosfer normal selama masa pancaroba.
Itu dia informasi lengkap tentang BMKG ungkap penyebab cuaca panas ekstrem di Indonesia. Meski terasa menyengat, kondisi ini merupakan bagian dari dinamika cuaca normal selama masa pancaroba.
Jadi tetap bijak dalam menyesuaikan aktivitas sehari-hari, ya.