Dengan menerapkan modifikasi cuaca berupa hujan buatan, BNPB berharap bahwa udara yang terkontaminasi oleh polutan dapat dibersihkan melalui air hujan.
Pada dasarnya, hujan dapat membantu membersihkan udara dari partikel-partikel polutan, seperti debu dan partikel berbahaya lainnya.
Abdul Muhari selaku Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi BNPB, menjelaskan bahwa hujan memiliki peran penting dalam mengurangi polusi udara, terutama saat periode musim penghujan.
Ia juga menunjukkan bahwa kadar polusi udara pada dasarnya tetap sama dengan yang terjadi sebelum masuknya musim penghujan.
"Mengapa pada awal tahun tidak terasa? Ini karena terus terjadi pembersihan oleh curahan hujan, sehingga dari Januari hingga pertengahan Mei, kita masih mendapatkan frekuensi hujan hampir setiap hari. Paling tidak kalau paginya panas, sorenya hujan. Kalau sorenya panas, malamnya hujan," jelasnya.
"Ini membuat partikel-partikel polutan di udara terus terangkat dan langit tetap terlihat biru," tambah Muhari.
Namun, saat memasuki musim kemarau dan hujan jarang turun, maka tidak ada yang dapat membersihkan polusi udara ini.
Dengan adanya modifikasi cuaca itu, Muhari mengatakan bahwa polusi udara setidaknya dapat dibersihkan dengan air hujan tersebut.
Muhari mengatakan bahwa modifikasi cuaca untuk menimbulkan hujan buatan ini akan dilakukan setidaknya supaya dapat menurunkan hujan dalam durasi 2-3 kali dalam seminggu.