Adapun data laporan efikasi merupakan hasil evaluasi dari data keamanan subjek uji klinis yang diamati setelah dua kali penyuntikan pada 1.620 relawan yang menjadi sampel penelitian Tim FK Unpad Bandung.
Dari situ diperoleh data imunogenisitas atau kemampuan vaksin membentuk antibodi dan juga data efikasi vaksin atau kemampuan vaksin melindungi orang yang telah terpapar virus menjadi sembuh.
Sebanyak 540 relawan dari total keseluruhan sajalah yang dibutuhkan untuk merampungkan kebutuhan penelitian tersebut. Lebih dari seribu relawan yang dilibatkan itu diantaranya berusia antara 18 hingga 59 tahun.
Tidak hanya laporan efikasi saja, Bio Farma juga mengklaim tidak adanya laporan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang serius atau kejadian serius yang tak diinginkan.
Saat ini para relawan hanya perlu rutin mengambil sampel darah dalam rentang waktu bertahap yakni sebulan, tiga bulan, hingga enam bulan setelah penyuntikan kedua mereka pada November 2020 lalu.
Sebagai info tambahan Sinovac sudah tiba di Tanah Air pada Minggu 6 Desember 2020 lalu sebanyak 1,2 juta dosis vaksin. Menyusul kemudian 1,8 juta dosis pada 31 Desember 2020. Sehingga total vaksin setelah dua kali pengiriman sebanyak 3 juta dosis.
Pemerintah menyampaikan penyuntikan ditargetkan dilangsungkan pada Januari 2021, yang menyasar tenaga kesehatan untuk tahap awal.
Selain Sinovac, akan ada enam jenis atau merek vaksin lain yang bakal digunakan di Indonesia.
Itulah informasi mengenai lolosnya uji vaksin dari BPOM. Semoga penyebaran vaksin ini cepat terlaksana dan merata.