Indonesia merupakan negara penyumbang sampah plastik ke lautan terbesar kedua di dunia. Sebanyak 175 ribu ton sampah per hari yang dihasilkan Indonesia sebanyak 15 persennya adalah sampah plastik.
Sampai sekarang, pembicaraan mengenai hal ini terus ramai diperbincangkan di tengah masyarakat, sebab sampah plastik memiliki dampak negatif terhadap lingkungan yang harus ditanggung oleh alam.
Sebagai salah satu perusahaan terbesar yang menyumbang banyaknya sampah plastik, Unilever terus berkomitmen dalam mengatasi permasalahan sampah plastik di Indonesia.
Ditemui dalam diskusi media pengelolaan sampah plastik dan upaya daur ulang di Jakarta, Rabu (31/07/2019), Maria Dewantini Dwianto, selaku Head of Corporate Communications Unilever Indonesia mengatakan bahwa, "Sebagai perusahaan, kami sadar bahwa harus ada yang dilakukan untuk mengatasai permasalah itu. Jangan melulu menjadi masalah, tapi mari menjadi bagian dari solusi dengan menjalankan apa yang kita bisa jalankan."
Ingat kasus matinya hewan laut akibat banyaknya sampah plastik yang mereka makan?
Melihat fenomena ini, pengelolaan sampah pun jadi satu cara cermat dengan meramaikan kampanye anti plastik yang sudah digencarkan oleh berbagai pihak.
Walaupun sudah menggalakkan gerakan anti plastik, nyatanya masih banyak masyarakat belum bisa memilah sampah secara benar.
Hal ini membuat sampah plastik susah untuk didaur ulang dan akan berakhir ke alam lagi.
Menanggapi hal tersebut, sebenarnya apa sih penyebab sampah plastik di Indonesia semakin banyak dan susah untuk didaur ulang?
Yuk, simak penjelasan Popmama.com berikut ini.
