Mengikuti Berlin Marathon 2021, Daniel banyak mendapatkan pengalaman inspiratif. Di sana ia melihat kakek berusia hampir 70 tahun berhasil lari dalam waktu 3 jam 40 menit.
Bagi Daniel, itu adalah sebuah pencapaian yang luar biasa. Selain itu, ia juga melihat banyak peserta berkebutuhan khusus yang berusaha sampai di garis finish dengan catatan waktu yang baik.
"Lalu ada tunanetra lari dengan guide. Digandeng larinya sepanjang 42 km. Ada juga pelari dengan keterbatasan fisik lainnya yang mampu finis 42 km itu. Orang-orang membawa bendera negara mereka masing-masing, para supporter...Bagus banget. Saya sampe mau nangis. It's one the best marathon! Dan saya nggak sabar untuk ikut Tokyo Marathon," kata Daniel.
Bukan hanya sembarang lari, marathon juga perlu banyak persiapan. Berikut tips Daniel Mananta untuk persiapan latihan lari marathon.
Jangan mengukur lari dari kecepatan atau dari jarak tempuh. Namun, ukur lari dengan waktu agar lebih disiplin.
"Misalnya, hari ini mau coba lari 30 menit. Mau dapat 1 km, 2 km, 3 km, mau lari sambil jalan, pokoknya 30 menit saja cukup. Sudah," jelas Daniel.
Ketika selama 30 menit itu kita bisa lari 2 km dan sering latihan, bulan depan bisa lari lebih cepat karena sudah lebih nyaman dengan kebiasaan tersebut.
"Disiplinkan dulu saja 30 menit. Kalau sudah nyaman dengan 30 menit, coba dinaikkan ke 45 menit. Tapi jangan terlalu cepat juga. Minggu ini 30 menit, minggu depan 45 menit. Coba 45 menitnya setelah coba lari selama 1-2 bulan," tutur Daniel.
Itulah tadi cerita Daniel Mananta mengalahkan diri sendiri lewat lari marathon. Wah, siapa nih yang tertarik lari marathon setelah mendengar cerita Daniel?