Popmama/Rogasiana Anggoro
Adanya perubahan dari yang biasanya langsung datang ke gereja dan beribadah dengan banyak orang, Lalu saat ini harus membuka gadget, smart tv ataupun laptop untuk tetap merayakannya secara online adalah hal yang sungguh berbeda.
Seperti yang dirasakan oleh salah satu narasumber kami bernama Mariana.
Tahun ini dirinya bersama keluarga di rumah harus merayakan Paskah dengan orang tercinta di rumah.
Dirinya menjelaskan adanya perbedaan rasa dalam melakukannya. Tingkatan pengeras suara yang berbeda antara di rumah dengan di gereja menjadi satu hal yang menjadi perhatian.
"Walaupun tampilan video gereja online-nya sesuai dengan liturgi ibadah (worship dan lalu kotbah) tapi beda saja kalau kita hadir di gereja. Misalnya suara speaker dan semacamnya. Kerasa bedanya," ungkap perempuan yang memeluk agama Kristen Protestan ini.
Selain perbedaan rasa dalam hal teknis suara, Mariana juga mengeluhkan ketidakadaan beberapa tradisi perayaan.
"Sesi kesaksian antar jemaat pun jadi nggak ada karena ibadahnya cuma nonton di rumah. Selain itu kalau biasanya Paskah pasti ada pentas dari anak-anak sekolah minggu, ada menyanyi, tarian, cerita kebaikan Tuhan dan semacamnya. Itu tidak bisa lagi," tambahnya lagi.
Berbeda dengan Mariana, salah satu narasumber Popmama.com bernama Gardana Afiando justru merasakan kekhidmatan perayaan Paskah yang berbeda. Dirinya merasa membutuhkan arti Paskah di rumah saat pandemi seperti ini.
"Awalnya saya merasa ini semua menyedihkan, karena semua perayaan yang biasanya dirayakan di luar, megah dan menyenangkan itu harus dirayain di rumah. Tapi setelah merenung, ternyata memang dibutuhkan paskah di rumah seperti ini," ucap pria yang akrab disapa Ando.
Pria yang hobi memelihara hewan anjing ini justru menemukan kesederhanaan perayaan Paskah yang terhubung langsung pada pusat spiritualnya,
"Merayakan di rumah seperti ini dibutuhkan karena lebih khusyuk, lebih intim dan lebih dapat feel-nya. Akhirnya kita disadarkan, bukan perayaan yg penting, tapi bagaimana hubungan dengan sang pencipta, itu lebih penting. Dan ternyata ini menyenangkan," pungkasnya.
Nah, bagi Mama yang juga merayakan perayaan ini, nampaknya Mama juga perlu untuk mengilhami perayaan paskah di kala pandemi corona ini.
Semoga peristiwa ini menjadi sesuatu yang mampu menambah tingkat keimanan Mama sekeluarga ya!
Selamat Hari Paskah!