27 Dokter Meninggal, Dokter Gigi dan THT Dilarang Praktik saat Corona

Sangat berbahaya, risiko tertular lebih besar terjadi pada dokter gigi dan THT

7 April 2020

27 Dokter Meninggal, Dokter Gigi THT Dilarang Praktik saat Corona
Freepik/pressfoto

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo, mengimbau pemerintah untuk mengeluarkan surat edaran agar dokter gigi dan THT tidak beroperasi selama wabah corona.

Simak berita terkini terkaid Covid-19 yang telah Popmama.com rangkum berikut ini.

1. Sebagian dokter yang meninggal tidak menangani pasien Covid-19

1. Sebagian dokter meninggal tidak menangani pasien Covid-19
Freepik/pressfoto

Jumlah dokter yang meninggal selama pandemik Covid-19 diperkirakan sudah lebih dari 20 dokter. Sebagian dari dokter yang wafat, ternyata bukan dokter yang berada di garda terdepan dalam menangani pasien positif Covid-19.

Namun, sebagian dari dokter-dokter tersebut merupakan dokter gigi dan dokter THT.

2. Gugus tugas mewajibkan semua dokter memakai APD

2. Gugus tugas mewajibkan semua dokter memakai APD
https://www.thatsmags.com

Gugus tugas akan mewajibkan seluruh dokter di rumah sakit umum atau swasta dan rumah sakit yang menangani Covid-19, agar menggunakan Alat Perlindungan Diri (APD).

Namun apabila pemberian pusat terutama APD kepada dokter banyak disalahgunakan, gugus tugas tidak segan untuk memberikan laporan kepada kepolisian agar menertibkan oknum-oknum yang melakukan penyimpangan seperti ini.

3. Sudah ada 18 dokter meninggal dengan status PDP

3. Sudah ada 18 dokter meninggal status PDP
Freepik

Tenaga medis yang meninggal selama wabah covid-19, hingga saat ini tercatat sudah 27 dokter.

Dari 27 dokter, 18 di antaranya sudah terkonfirmasi Pasien Dalam Pengawasan (PDP) virus corona dan 6 diantaranya merupakan dokter gigi.

Pemerintah juga diharapkan dapat memberikan informasi sedetail-detailnya terkait petugas medis yang terjangkit virus corona. Detail informasi tersebut bisa seperti:

  • Apa tugas utamanya
  • Kapan terpapar
  • Di ruang apa
  • Adakah faktor alat kelengkapan diri (APD) yang tidak standar
  • Faktor virulensi yang memang tinggi di wilayahnya
  • Atau manajemen rumah sakit yang rendah dan sebagainya yang bisa menjadi faktor.

Pasien juga seharusnya sadar diri untuk berkata jujur. Jika tidak ada gejala yang dirasa, sebaiknya pasien bisa mengingat kembali sebelum memeriksakan diri, dirinya telah berinteraksi dengan siapa saja. Selain itu histori pribadi memang harus dibuat selama pasien tersebut tidak menerapkan social distancing secara utuh dan #DiRumahAja.

Baca juga:

The Latest