Menurut buku biografinya berjudul Jalan Hidup Benny Laos, ternyata ada beberapa usaha yang pernah dijalankan Benny selama hidupnya. Salah satunya, dia pernah menjalankan bisnis kayu besi bersama kakaknya yang ketiga bernama Hendri.
Dalam bisnis itu, Benny diberi modal. Namun, karena Hendri adalah sosok yang memiliki uang, jadi posisi Benny saat itu hanya bekerja saja.
Bisnis mereka awalnya berjalan baik. Walau masih 'anak baru' di bisnis itu, Benny dapat cepat beradaptasi berbekal pengalamannya beberapa tahun menjaga toko. Sayangnya, bisnis mereka gagal pada proyek pertama.
Pada proyek kedua, Benny dibantu Hendri yang memberinya modal Rp5.000.000. Jalannya mulai mulus saat mendapatkan kontrak dari PT Barito Pacific Timber pada tahun 1992 silam. Kontrak saat itu adalah untuk pengelolaan HTI (Hutan Taman Industri).
Hampir dua tahun kerja sama itu berjalan, bisnis HTI itu kemudian berhenti pada tahun 1994. Kegagalan bisnis itu diakui Benny merupakan kesalahan mereka sendiri.
"Mungkin karena waktu itu kami masih baru berbisnis, kaget pegang duit puluhan juta," ujar Benny.
Lantaran waktu itu mereka memegang uang bernilai besar, hal yang ada di pikiran mereka justru adalah hura-hura. Di samping itu, mereka juga banyak melakukan pengeluaran yang tidak perlu. Itulah yang kemudian membuat bisnis mereka gagal.