Pemanis buatan banyak digunakan sebagai alternatif gula dalam berbagai produk makanan dan minuman, terutama yang berlabel rendah kalori atau bebas gula.
Kehadirannya membantu orang yang ingin mengurangi asupan gula, termasuk penderita diabetes atau mereka yang sedang menjalani program diet.
Namun, penting untuk mengetahui jenis-jenis pemanis buatan beserta resikonya. Tak semua pemanis cocok untuk semua orang, dan beberapa di antaranya memiliki batas konsumsi tertentu.
Berikut Popmama.com telah merangkum 7 daftar pemanis buatan yang perlu kamu kenali. Simak informasinya di bawah!
7 Daftar Pemanis Buatan, Tidak Semuanya Aman

Intinya sih...
Ace K adalah pemanis buatan rendah kalori yang perlu dibatasi konsumsinya karena punya efek samping metabolisme tubuh.
Aspartam mengandung fenilalanin yang berbahaya bagi penderita fenilketonuria. Zat ini punya tingkat kemanisan lebih tinggi dari gula pasir.
Sorbitol memberikan rasa manis dan menciptakan tekstur pada makanan, tapi bisa bikin diare dan perut kembung jika dikonsumsi dalam jumlah banyak.
1. Acesulfame potassium/acesulfame K
Acesulfame potassium atau Ace-K adalah pemanis buatan rendah kalori yang kerap digunakan dalam berbagai produk tanpa gula. Rasanya sangat manis, bahkan bisa mencapai 200 kali lebih manis dari gula biasa.
Meski telah dinyatakan aman, konsumsi Ace-K tetap perlu dibatasi. Asupan berlebihan bisa berdampak kurang baik terhadap metabolisme tubuh, berat badan, dan kadar gula darah.
2. Aspartam
Aspartam adalah pemanis buatan yang sering digunakan dalam makanan dan minuman kemasan. Rasa manis dari zat ini tanpa meninggalkan rasa pahit.
Menurut sumber Halodoc, tingkat kemanisan aspartam bisa mencapai 60 hingga 220 kali lebih tinggi dari gula pasir.
Namun, zat ini menghasilkan fenilalanin saat dicerna. Kandungan ini bisa berbahaya bagi penderita fenilketonuria (PKU), kondisi genetik langka yang mengganggu metabolisme.
3. Sakarin
Sakarin atau saccharin adalah pemanis buatan berbentuk kristal putih yang memiliki tingkat kemanisan 300–400 kali lebih tinggi dari gula sehingga hanya diperlukan dalam jumlah kecil untuk memberi rasa manis.
Pemanis ini tidak mengandung kalori maupun karbohidrat, serta aman bagi penderita diabetes. Meski begitu, sakarin dikenal memiliki aftertaste pahit sehingga sering dicampur dengan pemanis lain untuk menyeimbangkan rasa.
4. Siklamat
Siklamat atau cyclamate adalah pemanis rendah kalori dengan rasa manis sekitar 30–50 kali lebih kuat dari gula. Zat ini umum ditemukan dalam makanan panggang, permen, minuman ringan, hingga saus salad.
Dibandingkan pemanis buatan lainnya, siklamat lebih stabil saat dipanaskan, mudah larut, dan memiliki rasa akhir yang lebih nyaman karena tidak sepahit sakarin.
5. Sorbitol
Sorbitol adalah pemanis yang tergolong sebagai gula alkohol dan juga merupakan jenis karbohidrat, berbeda dari pemanis buatan lainnya. Selain memberikan rasa manis, zat ini bantu menciptakan tekstur pada makanan olahan.
Meskipun dianggap aman, sorbitol bisa menimbulkan efek samping, seperti diare, perut kembung, atau nyeri bagi mereka yang tidak terbiasa mengonsumsinya dalam jumlah banyak.
6. Sukralosa
Sukralosa merupakan pemanis tanpa kalori yang berasal dari sukrosa. Tingkat kemanisannya sangat tinggi, sekitar 600 kali lebih manis dari gula pasir.
Pemanis ini tetap stabil dalam suhu panas maupun dingin sehingga cocok digunakan dalam berbagai jenis makanan dan minuman. Selain itu, sukralosa aman untuk penderita diabetes, tidak merusak gigi, dan tidak menimbulkan risiko terhadap faktor genetik.
7. Neotam
Neotam atau neotame adalah pemanis buatan yang dibuat dari aspartam dan rasanya jauh lebih manis dari gula, bahkan sampai 13.000 kali lipat. Biasanya digunakan dalam makanan panggang, minuman ringan, puding, dan permen.
Pemanis ini tidak mengandung kalori dan tidak disimpan dalam tubuh, jadi dianggap aman. Cocok untuk yang butuh pemanis kuat tanpa efek samping berbahaya.
Jadi itu dia informasi tentang 7 daftar pemanis buatan yang sering digunakan dalam produk makanan dan minuman. Meski sebagian besar aman dikonsumsi, tetap penting untuk perhatikan jumlah asupannya agar tidak menimbulkan efek samping bagi kesehatan, ya!