Tindakan kekerasan diketahui telah terjadi di berbagai negara penjuru dunia dalam waktu beberapa tahun ini tanpa adanya indikasi yang menunjukkan tingkat penurunan yang diharapkan. Ironisnya, hal tersebut melibatkan anak-anak yang sepatutnya dilindungi.
Hal ini dibuktikan melalui sebuah riset yang dirangkum oleh sebuah badan organisasi Know Violence in Childhood yang menyatakan bahwa setidaknya 1,7 triliun anak-anak dari berbagai negara di dunia ini mengalami berbagai bentuk tindakan kekerasan setiap tahunnya.
Hal tersebut tidak hanya terjadi di dalam rumah sebagaimana CNN Amerika Serikat menyatakan bahwa 3 juta anak-anak mengalami kekerasan di dalam rumah setiap tahunnya, tetapi juga di lingkungan sosial lainnya, termasuk sekolah yang seharusnya bertugas melindungi anak-anak.
Salah satunya, sebuah aksi bullying yang nyatanya masih marak ditemukan di lingkungan pendidikan formal di sekolah-sekolah. UNICEF membuktikannya melalui sebuah riset yang menemukan bahwa setidaknya 1 dari 3 murid benar-benar mengalami aksi bullying.
Atas dasar itulah, UNICEF memberi perhatian penuh kepada kondisi anak-anak dan orang dewasa yang memiliki potensi tinggi untuk mengalami tindakan kekerasan dan aksi bullying di rumah maupun lingkungan sekolah lainnya.
Dalam perihal ini, UNICEF mengusung tema #ENDviolence yang artinya, "hentikan tindakan kekerasan" dengan mengajak seluruh negara yang tergabung, termasuk Indonesia. Para ambassador yang tergabung pun ikut melaksanakan tugasnya, seperti David Beckham.