Mama, Jangan Sepelekan Me Time, Bahaya!

Tak punya waktu me time dapat ancam keharmonisan hubungan rumah tangga, lho.

12 Desember 2017

Mama, Jangan Sepelekan Me Time, Bahaya
huffpost.com

Meski dijuluki makhluk sosial, manusia tetaplah individu yang butuh ruang sendiri alias me time. Tidak hanya bagi mereka yang terikat jadwal dan rutinitas kerja, setiap manusia berhak memiliki waktu-waktu sendiri untuk relaksasi. Apalagi Mama yang waktunya didedikasikan seluruhnya untuk suami dan anak. Ditambah jika Mama bekerja, penat yang membebani kepala tentu lebih berat.

Menjadi Mama seperti tidak ada celah kosong yang bisa dipakai untuk bersantai sendirian. Si Kecil selalu membutuhkan Mama dan perlu pengawasan. Nanti ketika sore tiba, Mama harus menyiapkan sambutan kecil untuk Papa yang pulang kerja. Sampai malam masih harus menidurkan Si Kecil, menemani Papa mengobrol, kemudian terlelap tanpa sadar hingga pagi hari diulang kembali.

Mama merasa bosan nggak sih? Jangan pernah menyembunyikan rasa penat dan jenuh mengurus rumah ya, Ma. Karena makin ditahan, empat bahaya ini mengintai keharmonisan Mama dengan Papa dan Si Kecil.

Menjadi Mudah Lelah dan Kurang Bersemangat

Meski tubuh sudah mengirimkan sinyal darurat untuk segera rehat, Mama tetap memaksakan diri untuk menyelesaikan pekerjaan rumah dan mengutamakan kebutuhan Si Kecil. Semua kegiatan itu Mama lakukan dengan wajah suntuk dan kurang bersemangat. Alhasil, konsentrasi Mama juga menurun dan berpotensi membuat kesalahan saat mengerjakan sesuatu.

Nggak ada salahnya lho, Ma menyediakan waktu rehat sejenak dari rutinitas mengurus rumah dan Si Kecil. Mama bisa menitipkan Si Kecil ke rumah Oma, atau mengambil akhir pekan saat Papa libur. Kelelahan dan rasa kurang bersemangat Mama bisa menular ke anak. Ia menjadi rewel dan tidak nyaman karena sugesti negatif dari Mama.

Menjadi Sensitif dan Mudah Marah

Apa jadinya jika pikiran sudah penat dan bosan? Kita akan menjadi lebih sensitif, mudah tersinggung bahkan marah. Jika ini terjadi pada Mama, dampaknya cukup berbahaya untuk Si Kecil. Mama menjadi lebih cepat hilang kesabaran menghadapi tingkahnya yang sedang aktif.

Hal ini bisa menimbulkan efek jangka panjang juga. Kalimat atau tindakan yang diterima Si Kecil dari Mama, akan ia ingat selalu dan bisa berakhir sebagai trauma. Padahal pemicunya hanyalah rasa penat Mama yang tak segera diatasi. Bisa jadi fatal kan, Ma?

Gangguan Kesehatan

Jangan pernah menganggap sepele rasa jenuh yang menghinggapi pikiran kita. Banyak penyakit fisik yang justru berawal dari stres. Ketika kita merasa tertekan, laju peredaran darah dan sistem kerja organ dalam menjadi terganggu. Hasilnya, penyakit lain pun bermunculan.

Hal ini juga bisa terjadi pada Mama. Bayangkan jika Mama sampai sakit hanya karena stres dan kekurangan me time. Siapa yang akan mengurus Papa, Si Kecil, dan keperluan rumah tangga lainnya? Mama adalah sosok vital dalam rumah yang harus bisa mengerjakan banyak hal sekaligus. Jadi, jaga kesehatan ya Ma!

Memicu Pertengkaran dengan Papa

Pernahkah Mama merasa tidak adil dan hanya lelah sendirian mengurus rumah? Kebanyakan wanita merasakan hal itu pasca menikah dan memiliki anak. Ia merasa suami hanya bertugas sebagai pencari nafkah dan tidak membantu merawat anak. Mama jadi merasa tugasnya lebih berat karena harus memperhatikan Papa, Si Kecil dan kegiatan dalam rumah tangga lainnya.

Kondisi ini bisa bertambah buruk jika Mama kesulitan berpikir jernih. Pikiran Mama kalut dan penat karena tak pernah punya waktu luang untuk bersenang-senang, lepas sejenak dari kewajiban sebagai istri dan ibu. Hasilnya, hubungan antara Mama dan Papa menjadi tidak harmonis dan diwarnai pertengkaran. Pikirkan dampaknya pada Si Kecil, jika melihat kedua orangtuanya bertengkar.

Ternyata me time penting banget kan buat Mama? Coba agendakan dari sekarang yuk, Ma!

 

The Latest