Kasus Corona Melonjak, Fasilitas Kesehatan Indonesia Diprediksi Kolaps

Pengendalian virus Covid-19 di Indonesia perlu diperketat agar tak lantas kolaps 1 bulan ke depan

18 Juni 2021

Kasus Corona Melonjak, Fasilitas Kesehatan Indonesia Diprediksi Kolaps
Youtube.com/BNPB Indonesia

Kasus Covid-19 di Indonesia kembali melonjak. Mulai dari tanggal 10 Juni 2021, jumlah penambahan kasus Covid-19 per hari tercatat sudah berada di angka 6-9 ribu. Kemudian pada tanggal 17 Juni 2021, sebanyak 12.624 kasus bertambah.

Atas melonjaknya kasus Covid-19 ini, Kabid Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Dr. Masdalina Pane angkat suara. Ia berkata bahwa fasilitas kesehatan Indonesia diprediksi akan kolaps pada 2 minggu sampai 1 bulan ke depan kalau pengendalian virus Covid-19 di Indonesia tidak diperketat.

“Jika tak ada containment, tidak ada pengendalian yang tepat dan cepat, saya bisa katakan 2 minggu sampai 1 bulan lagi kita sudah akan kolaps,” katanya dalam siaran live BNPB (17/6/2021).

Lalu, pengendalian seperti apa yang dimaksud Dr. Masdalina Pane? Lebih lanjut, Popmama.com telah rangkum di bawah ini.

1. Penambahan kapasitas tempat tidur bukanlah jalan keluar

1. Penambahan kapasitas tempat tidur bukanlah jalan keluar
Freepik/wirestock

Menurut Masdalina, penambahan kapasitas tempat tidur bukanlah jalan keluar untuk mengatasi membludaknya jumlah pasien Covid-19, melainkan pemerintah perlu menjalankan komunikasi risiko efektif dan mengawal penerapan protokol kesehatan dengan tegas.

“Strategi untuk mengatasi masalah ini tidak bisa hanya dengan terus menambah tempat tidur karena hanya pada satu titik itu akan terjadi lonjakan di mana RS dan tempat tidur sudah tidak mampu lagi mengatasinya,” ujarnya.

Dalam siaran itu, ia juga menjelaskan bahwa pengawasan di lapangan dibutuhkan untuk memantau apakah pelaksanaan regulasi sudah baik.

“Itulah tugas teman-teman di Satgas dan TNI Polri agar bisa mengawal penerapan regulasi,” jelasnya.

2. Pembatasan mobilitas

2. Pembatasan mobilitas
Freepik/tirachardz

Masdalina sempat menyebut bahwa kasus Covid-19 di Indonesia pasca liburan sempat tidak mengalami lonjakan. Ini merupakan imbas dari tracing yang dijalankan dengan benar.

Menurutnya, hal ini bisa menjadi solusi pengendalian pandemi Covid-19, walaupun tidak langsung terlihat hasilnya.

“Karena kita juga pernah mengalami libur panjang yang kasusnya tidak naik, artinya model-model seperti itu yang harus kita lakukan. Jadi pada saat ini mungkin pembatasan mobilitas bisa menjadi solusi, tapi itu tidak bisa lama,” jelasnya.

3. Sinergi antara masyarakat dan pemerintah dinilai penting

3. Sinergi antara masyarakat pemerintah dinilai penting
Freepik/freepik

Menurut Masdalina, protokol kesehatan tetap harus menjadi perhatian utama. Hanya melakukan pembatasan mobilitas, tidak bisa efektif seterusnya dalam membendung lonjakan kasus Covid-19.

Dengan begini, menurutnya, peran masyarakat dinilai penting dalam menekan kasus Covid-19. Tentu saja hal ini juga harus disertai dengan upaya pemerintah melakukan tracing yang baik.

Ini dikarenakan strategi pengendalian pandemi Covid-19 tidak bisa hanya mengandalkan 1 aspek saja. Sinergi antara masyarakat dan pemerintah dalam menjalani perannya masing-masing perlu dilakukan dengan maksimal.

“Maka, yang harus dilakukan adalah containment di hulu. Jadi, bagaimana caranya agar masyarakat itu tetap mematuhi protokol kesehatan, tapi tracing-nya kuat,” jelasnya.

Masdalina juga sempat membahas tentang vaksinasi. Ia menyebut bahwa cakupan vaksinasi masih rendah.

Ia berharap pemerintah bisa mengupayakan proses vaksinasi Covid-19 di Indonesia agar terus meningkat.

Demikian informasi mengenai peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia.

Yuk Ma, jangan abai! Pakai maskernya agar diri sendiri dan orang yang kamu sayang bisa terhindar dari virus corona. 

Baca juga:

The Latest