Apa yang bisa Dilakukan agar Gelombang Ketiga Covid-19 Tidak Terjadi?

Capaian vaksinasi dan protokol kesehatan yang selalu ketat jawabannya

13 Oktober 2021

Apa bisa Dilakukan agar Gelombang Ketiga Covid-19 Tidak Terjadi
Pexels/Ketut Subiyanto

Menurut para pakar epidemiologi, gelombang ketiga Covid-19 diprediksi terjadi pada akhir tahun. Belum terjadi, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegahnya. 

Ketua Pelaksana Harian Tim Mitigasi IDI dr Mahesa Paranadipa Maikel menjelaskan, prediksi ketiga Covid-19 terjadi di bulan Desember 2021. Hal ini disebabkan adanya liburan di akhir tahun yang berpotensi terjadinya perjalanan liburan atau berkumpul bersama keluarga. 

Berkaca dari gelombang pertama dan kedua, gelombang Covid-19 adalah sesuatu yang traumatis. Tak hanya bagi pasien, namun juga bagi para nakes yang terjun langsung. 

Tentu kita semua tidak ingin itu terjadi, Popmama.com akan menjabarkan beberapa cara yang bisa dilakukan untuk melakukan pencegahan. 

1. Memenuhi capaian vaksinasi untuk menuju herd immunity

1. Memenuhi capaian vaksinasi menuju herd immunity
Freepik

Salah satu cara menyelesaikan pandemi adalah dengan mencapai herd immunity. Pilihannya, antara membiarkan angka penularannya cukup tinggi sampai kekebalan komunal terbentuk alami, atau memenuhi capaian vaksin. 

Dalam Media Briefing Tim Mitigasi IDI pada Selasa (12/10), dr Mahesa mengungkapkan bahwa capaian vaksin masih di bawah 50%. 

"Yang terpenting adalah cakupan vaksinasi. Jika melihat angka suntikan kedua yang mencapai 27,84 persen dan suntikan pertama 48,44 persen, kita berharap bisa mencapai 70-80 persen. Ini angka secara nasional," ujarnya. 

Saat ini, vaksinasi Covid-19 pun sedang digenjot. Di Jakarta, sangat mudah mendapatkan vaksin, namun hal ini tidak dengan yang di daerah. Seperti contoh, Majalengka harus menaikkan status PSBB ke level 3 lantaran cakupan vaksin yang belum memenuhi target. 

Hal ini disebabkan dengan ketersediaan vaksin. 

2. Meningkatkan test, tracing dan treatment

2. Meningkatkan test, tracing treatment
Freepik/exebiche

Untuk menghentikan lajur penularan Covid-19, diperlukan peningkatan kapasitas 3T (test, tracing, treatment). 

"Beberapa pakar masih memberikan catatan terkait kapasitas 3T kita. Terutama di testing dan tracing kita yang masih memang belum mencapai standar WHO," kata dr Mahesa. 

WHO sendiri menetapkan standar pemeriksaan Covid-19 sebanyak 1:1.000 penduduk per pekan. Jika dilihat dari jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 270 juta, maka pemeriksaan sendiri harusnya 270.000 orang per hari. 

Dr Mahesa berharap, setiap daerah, terutama yang sudah bisa melakukan pemeriksaan Covid-19 secara mandiri bisa mengejar ketertinggalannya. 

Kendala lainnya adalah saat dilakukan tracing, mereka yang melakukan kontak erat merasa enggan dites karena takut ketahuan positif juga. 

Hal ini harus jadi perhatian karena tracing sangat penting dan kalaupun ternyata positif, mereka yang kontak erat tak perlu ke rumah sakit dan bisa isolasi di pusat isolasi terpadu atau di rumah saja jika tidak ada gejala memberatkan. 

Jadi, jangan malas apalagi takut, ya!

3. Selalu meningkatkan protokol kesehatan

3. Selalu meningkatkan protokol kesehatan
Pexels/Anna Shvets

Perlu sekali untuk selalu diingatkan bahwa vaksinasi bukan membuat seseorang jadi kebal dari virus tertentu. Hal ini juga disampaikan oleh dr Mahesa. 

"Vaksin itu sama sekali tidak membuat seseorang jadi tidak tertular. Jadi, protokol kesehatan sangatlah penting," ujarnya. 

Jadi meski sudah vaksin, jangan lengah dan tidak menjaga jarak terhadap orang yang tidak serumah. Juga, pastikan selalu menggunakan hand sanitizer, tidak membuka masker di tempat umum dan melakukan protokol kesehatan yang sesuai saat baru pulang dari luar. 

Bagaimanapun, tidak ada yang ingin kembali merasakan mimpi buruk saat gelombang Covid-19 menerjang tanpa ampun. Namun jika tidak dipersiapkan dengan matang, bukan tidak mungkin kita akan kembali kewalahan. 

Daripada mengulang kekacauan yang sama, lebih baik mencegahnya dari sekarang, kan?

Baca juga:

The Latest