Hari Gizi Nasional 2022: Cegah Stunting dan Obesitas sejak Dini

Permasalahan ini tak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di dunia

25 Januari 2022

Hari Gizi Nasional 2022 Cegah Stunting Obesitas sejak Dini
Freepik/creativeart

Gizi adalah masalah penting bagi setiap orang, baik anak-anak maupun dewasa. Di Hari Gizi Nasional tahun ini, temanya adalah bagaimana mencegah stunting dan obesitas.

Tema yang diambil oleh Kemenkes ini bukan tanpa alasan karena keduanya baik itu stunting dan obesitas masih jadi masalah di Indonesia. 

Sayangnya, masalah ini juga jadi masalah serius di banyak negara lainnya. 

Seperti apa tema Hari Gizi dan Makanan Nasional 2022? Popmama.com akan merangkumkannya untuk Mama. 

1. Target pencapaian masyarakat minim stunting masih jauh

1. Target pencapaian masyarakat minim stunting masih jauh
Pexels.com/Monstera

Menurut Direktur Gizi Masyarakat Kemenkes, dr Dhian Proboyekti, masalah gizi masih jadi fokus secara global. Di Indonesia sendiri, prevalensi stunting di Indonesia masih tinggi. 

Berdasarkan survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, prevalensi stunting di Indonesia sebesar 24,4%. Angka ini masih jauh dari angka prevalensi yang ditargetkan rpjmn 2020-2024 yaitu 14%. 

Menurut data dari UNICEF, 53% anak Indonesia sarapan junk food dan itu menjadi salah satu penyebab utama stunting pada anak.

Editors' Pick

2. Angka obesitas berada di titik semestinya

2. Angka obesitas berada titik semestinya
Freepik/jcomp

Berdasarkan Riskesdas 2018, prevalensi obesitas pada balita sebanyak 3,8%. Sedangkan obesitas pada orang di usia 18 tahun ke atas adalah 21,8%. Angka ini sesuai dengan target angka obesitas di 2024. 

Yang jadi tugas bersama adalah bagaimana angka tersebut tidak naik. Menurut dr Dhian, ini adalah upaya yang sangat besar dan cukup sulit. 

3. Efek stunting dan obesitas berpengaruh jangka pendek dan panjang

3. Efek stunting obesitas berpengaruh jangka pendek panjang
Freepik/rawpixel.com

Dikutip dari situs Kemenkes, kedua masalah ini punya efek jangka pendek dan panjang. Pada saat anak stunting, maka terjadi gagal tumbuh yang terlihat dari tinggi badan pendek dan perkembangan intelektual terhambat. 

Dalam jangka panjang, bisa menimbulkan gangguan metabolik sehingga meningkatkan risiko obesitas, diabetes, stroke dan jantung. 

Penting sekali untuk memenuhi menu seimbang di dalam setiap harinya. Yang harus diingat adalah, makan sehat tidak melulu mahal asal bisa memaksimalkan buah dan sayur lokal yang mudah didapatkan dan murah. 

4. Cara mencegah stunting dan obesitas

4. Cara mencegah stunting obesitas
Pexels/Alex Green

Kunci dari penyelesaian stunting dan obesitas adalah perbaikan gizi yaitu dengan menerapkan makanan dengan gizi seimbang. 

Bisa dimulai dengan membiasakan mengonsumsi makanan yang beraneka ragam. Tidak sekadar gorengan dan makanan siap saji yang mudah, murah, namun minim gizi. 

Selain itu, biasakan juga memiliki perilaku hidup bersih dan sehat. Rajin bergerak sesuai kebutuhan dan umur agar bisa mempertahankan berat badan normal. 

Dr Dhian kembali mengungkapkan kalau, saat ini fokus mereka ada pada remaja dan 1.000 hari pertama kehidupan. Tujuannya, untuk memperkuat intervensi. 

Sedangkan 6 intervensi yang dilakukan Kemenkes adalah: 

  1. Promosi dan konseling pemberian makan bayi dan anak.
  2. Promosi dan konseling menyusui.
  3. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak.
  4. Pemberian suplemen tablet tambah darah bagi ibu hamil dan remaja serta pemberian vitamin A. 
  5. Penanganan masalah gizi dan pemberian makanan tambahan.
  6. Tata laksana gizi buruk. 

Intervensi spesifik diikuti dengan strategi peningkatan kapasitas SDM, peningkatan kualitas program, penguatan edukasi gizi, dan penguatan manajemen intervensi gizi di puskesmas dan posyandu. 

Selain peran pemerintah, peran keluarga juga tak kalah penting untuk menjaga anak dari stunting dan obesitas. Hindari makanan yang tinggi kalori dan biasakan anak mengonsumsi berbagai makanan sehat tanpa harus pilih-pilih. 

Selamat Hari Gizi Nasional!

Baca juga:

The Latest