Pria di Jakarta Meninggal Setelah Vaksin AstraZeneca, Apa Penyebabnya?

Dikatakan belum ada hubungan langsung antara vaksin dan penyebab kematian

11 Mei 2021

Pria Jakarta Meninggal Setelah Vaksin AstraZeneca, Apa Penyebabnya
Pexels/Gustavo Fring

Seorang pria berumur 21 tahun asal Jakarta Timur dikabarkan meninggal. Sehari sebelumya, ia baru saja suntik vaksin corona. 

Saat ini, proses vaksinasi masyarakat Indonesia masih terus berlangsung. Salah satu vaksin yang akhirnya digunakan adalah AstraZeneca. 

Meski ada kontradiksi dari beberapa negara, Indonesia memutuskan tetap menggunakannya. 

Tak lama setelah disebar ke masyarakat, ada efek samping yang diduga karena vaksin asal Inggris ini. Seorang pria berumur aktif dinyatakan meninggal pasca vaksin.

Apa penyebabnya dan bagaimana pemerintah menanggapinya? Popmama.com akan merangkumkannya untuk Mama. 

1. Sebelum meninggal mengaku mengalami keluhan fisik

1. Sebelum meninggal mengaku mengalami keluhan fisik
Freepik/wayhomestudio

Pria bernama Trio berumur 21 tahun dan divaksin AstraZeneca pada Rabu (5/5) di Gelora Bung Karno. Warga Buaran, Duren Sawit, Jakarta Timur ini dikatakan mengalami tidak enak badan selepas pulang kerja. 

Menurut penuturan dari keluarganya, Trio pulang sore sekitar pukul 16.30 WIB dan mengalami demam, meriang dan sakit kepala yang luar biasa. 

Ia sempat ditawarkan obat penghilang sakit namun dirinya menolak lantaran takut karena habis divaksin. 

Keesokan paginya saat sahur, Trio dikatakan meminta dibuatkan teh karena kepalanya masih sakit. Saat dipijat, keluarganya mengetahui bahwa demamnya semakin tinggi dan jatuh pingsan. 

Editors' Pick

2. Dikatakan keluarga, Trio tidak memiliki penyakit bawaan

2. Dikatakan keluarga, Trio tidak memiliki penyakit bawaan
Freepik

Penuturan dari pihak keluarga mengatakan bahwa Trio tidak memiliki penyakit bawaan. Kalaupun ada bekas fisik, hanya tersiram air teh yang panas semasa kecilnya. 

Ia juga tidak pernah mengalami penyakit serius. Yang paling berat adalah tipes saja. 

3. Pihak Komnas KIPI menyebut belum ada kepastian penyebab kematian

3. Pihak Komnas KIPI menyebut belum ada kepastian penyebab kematian
Freepik

Pada Kamis (6/5) pukul 12.30 WIB, dokter yang memeriksa menyatakan bahwa Trio meninggal. Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Hindra Irawan Satari mengatakan, pihaknya belum mendapat cukup bukti untuk mengaitkan tragedi meninggalnya seorang pria pasca vaksin dengan efek samping dari vaksin tersebut. 

Hindra melanjutkan bahwa masih diperlukan investigasi lebih lanjut mengenai hal ini.  Dari sisi keluarga Trio mengatakan Komnas KIPI tidak merespon pelaporan mereka. Jika pihak keluarga tidak menelepon, maka pihak Komnas KIPI tidak ada pergerakan. 

4. Meski begitu, vaksin AstraZeneca tetap dilanjutkan

4. Meski begitu, vaksin AstraZeneca tetap dilanjutkan
Freepik/almumtazza

Juru bicara vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi menyebut, vaksinasi corona masih akan terus berlanjut. Mereka akan melanjutkan sampai ada rekomendasi lanjutan dari BPOM dan ITAGI. 

Di sisi lain, ada jutaan vaksin AstraZeneca yang sudah masuk ke Indonesia dan memiliki masa kedaluarsa yang sudah sangat dekat. 

Mau tidak mau, vaksin harus tetap dilanjutkan. 

5. Mengenal vaksin AstraZeneca

5. Mengenal vaksin AstraZeneca
Dw.com

Selain Sinovac, Indonesia juga menggunakan vaksin AstraZeneca untuk mencapai herd immunity

Vaksin Covid-19 AstraZeneca ditemukan bersama oleh Universitas Oxford dan perusahaan spin-outnya, Vaccitech. Vaksin ini menggunakan vektor virus simpanse yang tidak bereplikasi berdasarkan versi yang dilemahkan dari virus flu biasa yang menyebabkan infeksi pada simpanse dan mengandung materi genetik dari protein spike virus SARS-CoV-2. 

Dari rilis yang diterima Popmama.com, hasil analisis kemanjuran gabungan dari 11.636 peserta penelitian yang berusia 18 tahun ke atas, vaksin ini dapat ditoleransi dengan baik dan tidak ada masalah keamanan serius mengenai efek dari vaksin tersebut. 

Satu dosis vaksin memiliki kemanjuran sebesar 76% terhadap Covid-19 dengan gejala dalam 90 hari pertama setelah vaksinasi. Kemanjuran vaksin kedua bisa lebih tinggi yaitu sampai 81,3% jika diberikan dalam interval 12 minggu atau lebih. 

Kita tunggu informasi lebih lanjutnya nanti ya, Ma. 

Baca juga:

The Latest