Pixabay/PublicDomainPictures
Ketika masyarakat mulai mengkhawatirkan potensi risiko kesehatan pada rokok, bahkan hingga tahun 1950-an perusahaan tembakau merespons dengan membuat perubahan pada rokok, seperti menurunkan kadar tar dan menambahkan rasa mentol, catat para peneliti.
Meskipun ada perubahan ini, rokok masih terkait dengan 90% kanker paru-paru, menurut penulis penelitian.
Hanya ada perubahan pada kandungannya saja, sedikit pengurangan namun tetap berbahaya bagi kesehatan.
Untuk melihat apakah jenis rokok yang berbeda membuat perbedaan dalam perkembangan kanker paru-paru atau kematian yang terkait dengan merokok, para peneliti meninjau data dari National Lung Screening Trial.
Thomas mengatakan ada lebih dari 14.000 orang dalam sampel perwakilan nasional mereka. Semua partisipan berusia 55 hingga 74 tahun, dan harus merokok setidaknya sudah selama 30 tahun.
Paket tahun dihitung dengan mengalikan jumlah bungkus rokok yang dihisap per hari dengan jumlah tahun seseorang merokok. Contoh dari apa artinya 30 bungkus tahun adalah merokok satu bungkus sehari selama 30 tahun atau dua bungkus sehari selama 15 tahun, kata Thomas.
Jumlah rata-rata mereka yang merokok dalam penelitian ini adalah 56 tahun pak. Para peneliti mengendalikan data untuk memperhitungkan sejumlah faktor, seperti jenis kelamin, usia dan jumlah tahun paket.
Perokok dengan rokok tanpa filter 40% lebih mungkin terkena kanker paru-paru. Mereka juga sekitar sepertiga lebih cenderung tergantung pada nikotin dibandingkan perokok lainnya.