Menjadi Mama dengan karir yang baik, anak-anak berprestasi, namun punya suami pengangguran dan tukang selingkuh? Amy memilih untuk menjadi single parent! Suatu hari, Amy menghadiri sebuah pertemuan orangtua di sekolah anaknya di mana dalam pertemuan tersebut dihadiri seorang pembicara, Gwendolyn James. Ia menuntut para ibu menjadi ibu paling sempurna dengan memberlakukan banyak peraturan untuk anak-anaknya. Amy nggak setuju dengan hal ini, sampai akhirnnya pendapatnya tak dihargai.
Ia bertemu dengan dua ibu lainnya yang juga terlalu banyak bekerja, kurang dihargai, dan sangat stres. Mereka memutuskan membuang tanggung jawab konvensional untuk mendapat kebebasan tertunda, kesenangan, dan mencari kesenangan diri. Sayangnya, hidupnya justru mengalami kemunduran, anaknya di fitnah dan harus kehilangan semua aktivitas ekstrakurikulernya.
Anak-anak Amy, Jane dan Dylan memutuskan tinggal bersama Mike, yang telah menyetujui sebuah perceraian damai. Keputusan ini jadi tanggapan atas apa yang mereka lihat sebagai kegagalan Amy sebagai seorang ibu. Amy juga kehilangan pekerjaannya. Saat hari pada pemilihan ketua PTA, Amy memberikan pidato inspiratif tentang bagaimana semua ibu terlalu banyak bekerja dan mereka perlu beristirahat, melakukan lebih sedikit dan lebih sedikit kejadian yang membuat stres, dan yang terpenting, membiarkan diri mereka melakukan kesalahan. Menurut Amy, tak ada ibu yang sempurna, namun mereka terus belajar untuk menjadi sempurna. Tak disangka, pidatonya membuat ia menang telak dan terpilih sebagai ketua PTA.
Pada bagian akhir film, para pemeran mewawancarai ibu dalam kehidupan nyata mereka.