Apa Itu Sindrom Shopaholic? Ketahui Ciri-Ciri dan Cara Mengatasinya!

Jangan khawatir, nafsu belanja masih bisa dikendalikan dan disembuhkan

27 Oktober 2020

Apa Itu Sindrom Shopaholic Ketahui Ciri-Ciri Cara Mengatasinya
Pexels/freestocks.org

Keinginan untuk berbelanja memang dapat muncul di mana saja, termasuk saat berada di rumah. Ketika mempunyai waktu luang lebih, tak jarang beberapa orang memilih untuk menghabiskan waktu dengan berbelanja secara online.

Namun, perlu diketahui bahwa ada istilah shopaholic apabila terus berbelanja terlalu berlebihan. Shopaholic berasal dari kata shop yang artinya belanja dan aholic yang artinya suatu ketergantungan yang disadari ataupun tidak. 

Shopaholic adalah suatu kondisi di mana seseorang tidak lagi mampu mengontrol untuk menahan keinginannya dalam berbelanja, meskipun sebenarnya barang-barang yang dibeli tidak dibutuhkan. 

Shopaholic, termasuk ke dalam gangguan mental karena digolongkan sebagai penyimpangan obsesif kompulsif. Penyimpangan tersebut merupakan bentuk gangguan kecemasan yang ditandai dengan sebuah obsesi, sehingga mampu mendorong seseorang untuk melakukan aksi tertentu secara kompulsi atau berulang. 

Perilaku kompulsi ini dilakukan sebagai usaha untuk mengurangi kecemasan yang sebenarnya muncul dari pikirannya sendiri. 

Apa Itu Sindrom Shopaholic Ketahui Ciri-Ciri Cara Mengatasinya
Instagram.com/popmama_com

Popmama.com dan dra. Evy Damayanti, S.Psi.Psikolog seorang psikolog klinis dari Mayapada Hospital Tangerang berusaha menghadirkan informasi terkait sindrom shopaholic yang sering sekali memiliki keinginan untuk berbelanja serta sulit dikontrol. 

Berbagai informasi pun diberikan selama Popmama Online Class (POC) berlangsung. Popmama Online Class (POC) adalah kuliah melalui aplikasi Whatsapp atau Kulwap yang mempertemukan narasumber ahli dan komunitas Popmama.com di ruang maya.

Jika Mama belum sempat mengikuti Popmama Online Class dan sedang merasa kebingunakn ketika tidak mampu mengontrol untuk menahan keinginannya dalam berbelanja, tak perlu khawatir karena Popmama.com telah merangkum beberapa penjelasan dari Evy Damayanti. 

Semoga informasi ini bisa bermanfaat ya, Ma!

Editors' Pick

1. Apa saja ciri-ciri dari seseorang yang terkena sindrom shopaholic? 

1. Apa saja ciri-ciri dari seseorang terkena sindrom shopaholic 
Pexels/Andrea Piacquadio

Ketika Popmama Online Class berlangsung pada Selasa (27/10/2020), Evy Damayanti mengatakan bahwa ada ciri-ciri spesifik untuk mengetahui terkena sindrom shopaholic atau tidak. Apabila sudah ada gejala yang cukup mengkhawatirkan dan terus berangsur-angsur, maka perlu sekali pertolongan dari profesional. 

Berikut ciri-ciri seseorang yang terkena sindrom shopaholic, antara lain: 

  • Tidak bisa mengontrol diri pada saat berbelanja. 
  • Suka menghabiskan uang untuk membeli barang yang sebenarnya tidak selalu dibutuhkan. 
  • Pada saat merasa tertekan atau stres, maka akan selalu berbelanja untuk meredakannya.
  • Memiliki banyak barang dengan jenis yang sama, namun tidak pernah digunakan atau dipakai.
  • Merasa puas pada saat dapat membeli apa saja yang diinginkan, namun muncul perasaan menyesal atau merasa bersalah setelah membeli barang tersebut. 

Selain itu, Evy Damayanti juga mengatakan bahwa seseorang yang terkena sindrom shopaholic juga memiliki ciri tidak mampu menahan diri untuk berbelanja, meskipun dirinya sedang bingung memikirkan tagihan atau utang. 

"Sering berbohong pada orang lain tentang uang yang telah dihabiskannya juga bisa menjadi salah satu ciri-ciri seseorang terkena sindrom shopaholic," kata Evy Damayanti. 

2. Bagaimana seseorang dengan sindrom shopaholic harus menghadapi godaan saat melihat diskon? 

2. Bagaimana seseorang sindrom shopaholic harus menghadapi godaan saat melihat diskon 
Freepik/d3images

Menurut Evy Damayanti, seseorang dengan sindrom shopaholic tetap bisa menghadapi berbagai godaan yang ada di depan matanya. Melihat diskon memang menjadi salah satu tantangan tersendiri, namun masih teteap bisa dihadapi. 

"Ketika sedang ada diskon dan tergoda untuk membelinya, cobalah untuk kembali mempertimbangkan fungsi dan manfaat dari barang tersebut. Kalau itu barang-barang keseharian, alangkah baiknya untuk mempertimbangkan stok yang masih ada di rumah," jelas Evy Damayanti.

Selain itu, seseorang yang memiliki sindrom shopaholic harus bijak dalam mengelola keuangan mereka. Penting sekali untuk menentukan anggaran belanja, sehingga finansial keluarga tetap aman. 

Berikut beberapa tips lain dari Evy Damayanti ketika ingin menghadapi godaan saat melihat diskon, antara lain:

  • Pastikan untuk selalu teliti sebelum membeli. 
  • Mengalihkan perhatian ke hal yang lain agar tidak mudah tergoda untuk berbelanja.
  • Cari tahu terlebih dahulu perbandingan harga setiap barang yang akan dibeli. 
  • Usahakan tidak menggunakan dana darurat, sehingga finansial keluarga tetap aman dan stabil. 

3. Seseorang dengan sindrom shopaholic tetap bisa disembuhkan 

3. Seseorang sindrom shopaholic tetap bisa disembuhkan 
Pexels/PhotoMIX Ltd

Tak perlu terlalu khawatir bila memiliki sindrom shopaholic. Menurut Evy Damayanti, sindrom ini bisa disembuhkan dengan cara terapi dari seseorang yang profesional seperti psikolog atau psikiater. 

Mama hanya perlu terbuka ketika sedang berkonsultasi dengan profesional, sehingga pelan-pelan bisa disembuhkan selama konsisten menjalani terapi. 

"Bagi seorang shopaholic yang ingin sembuh, cobalah untuk mencari teman yang hemat atau mampu mengatur keuangannya secara lebih bijak. Selain itu, konsisten untuk membuat daftar belanja setiap kali ini membeli suatu barang. Tujuannya agar selalu ingat akan prioritas dan kebutuhan yang memang akan dibeli," jelas Evy Damayanti. 

Selain itu, Evy Damayanti juga menyarankan kepada seorang shopaholic yang ingin sembuh untuk menahan diri setiap kali sedang membuka aplikasi belanja online. 

"Demi terhindar godaan untuk berbelanja apalagi sedang melihat diskon, melatihlah diri sendiri agar lebih menyalurkan energi ke kegiatan-kegiatan yang positif. Selain bisa melakukan kegiatan sosial, carilah hobi yang bisa disalurkan atau aktif mengikuti komunitas yang memberikan dampak positif," ucap Evy Damayanti. 

Pastikan juga untuk menghindari penggunaan kartu kredit agar terhindar dari keinginan untuk berbelanja sesuatu yang dirasa kurang penting. 

Nah, itulah beberapa rangkuman terkait ciri-ciri dari sindrom shopaholic sekaligus cara untuk mengatasinya. 

Semoga informasi ini bermanfaat!

Baca juga: 

The Latest