Belajar dari Fauzi Baadilla, Laki-laki Harus Buka Suara Soal Pelecehan

Fauzi Baadilla banyak mendapatkan pesan genit dari penggemarnya

15 Juni 2020

Belajar dari Fauzi Baadilla, Laki-laki Harus Buka Suara Soal Pelecehan
Instagram.com/fauzibaadilla__

Fauzi Baadilla mulai buka suara terkait pesan-pesan yang terkesan melecehkan dari penggemarnya di Instagram. Fauzi merasa geram dan terganggu karena terus mendapatkan sejumlah pesan yang melecehkan hampir setiap hari. 

"Setiap hari merasa dilecehkan kayak mainan orang-orang gatel," tulis Fauzi Baadilla di salah satu komentar Instagram pribadinya. 

Pesan yang menganggunya tersebut didapat dari berbagai oknum, mulai dari istri orang, janda hingga laki-laki yang mempunyai penyimpangan orientasi seksual. Bahkan Fauzi sempat mendapatkan pesan tak senonoh yang mengaku nafsu melihat tubuhnya bahkan sampai ada ajakan untuk bercinta. 

"Gue nafsu liat lu bang. Pengen bercinta sama lu bang."

"Bang, aku follow nggak pernah di follow back. Suka banget sama badannya."

"Bang Ozi, sumpah udah bertahun-tahun nahan, rasanya pengin foto sambil meluk. Harus ke mana biar bisa ketemu abang?"

Beberapa pesan-pesan yang diterimanya sempat diunggah oleh Fauzi di InstaStory pribadinya. Ini seolah menjadi salah satu bentuk pelajaran agar kejadian serupa tidak kembali terulang. 

Jika Mama ingin mengetahui beberapa informasi lain terkait pelecehan yang diterima oleh Fauzi Baadilla, kali ini Popmama.com telah merangkumnya. 

Simak juga penjelasan dari psikolog Alexandra Gabriella A., M.Psi, C.Ht dari sisi psikologi mengenai kasus-kasus yang seringkali terjadi di media sosial ini. 

Semoga ini bisa menjadi bahan pembelajaran!

1. Fauzi Baadilla ingatkan untuk masyarakat bisa saling menjaga dan menghargai diri sendiri

1. Fauzi Baadilla ingatkan masyarakat bisa saling menjaga menghargai diri sendiri
Instagram.com/fauzibaadilla__

Tolong untuk para janda-janda, istri-istri orang, ibu-ibu genit, account-account private, homo-homo, account siluman, bocah-bocah PIYIK. Dengan segala hormat, nggak perlu basa-basi dan bergenit-genit ria melalui DM. 

Tolong sadar diri dan tahu diri (lo pikir gue fantasi milik bersama). Harap maklum, terima kasih dan jangan BAPER. Apabila masih tetap DM, gue block.

Begitulah salah satu ungkapan perasaan sekaligus peringatan yang dituliskan oleh Fauzi untuk beberapa penggemarnya di media sosial. Fauzi pun ingin menyadarkan orang lain agar lebih menghargai diri mereka sendiri. 

"Jaga dan hargai diri anda sendiri. Terima kasih," tulis Fauzi Baadilla.

2. Sikap Fauzi Baadilla dapat menjadi motivasi agar laki-laki di luar sana bisa ikut bersuara soal pelecehan

2. Sikap Fauzi Baadilla dapat menjadi motivasi agar laki-laki luar sana bisa ikut bersuara soal pelecehan
Instagram.com/fauzibaadilla__

Motivasi seseorang ketika menuliskan komentar-komentar negatif di media sosial memang berbeda apalagi jika sudah dikategorikan sebagai pelecehan. 

Tidak hanya perempuan, namun korban pelecehan yang terjadi dalam bentuk kata-kata di media sosial bisa ditujukan pada kaum adam. Cukup disayangkan karena sejauh ini korban pelecehan yang menjadi pemberitaan hanyalah perempuan. 

Sebagai seorang psikolog, Alexandra mengatakan bahwa laki-laki memang cenderung lebih cuek dalam menanggapi perilaku pelecehan. 

"Dalam kasus ini sepertinya mungkin saja persepsi si pelaku seakan menganggap hal tersebut termasuk sebuah bentuk candaan. Bahkan seolah tidak menyadari bahwa perilaku yang ditujukan kepada laki-laki juga bisa dikategorikan sebagai pelecehan. Padahal, pelecehan itu terjadi pada siapa saja yang merasa telah direndahkan secara seksual," jelas Alexandra. 

Hadirnya banyak pesan menggoda dari beberapa pihak membuat Fauzi Baadila sebagai korban merasa risih karena merasa dilecehkan. Hanya saja sikap Fauzi bisa diacungi jempol karena mau bersuara untuk menyuarakan hak sebagai manusia. 

Ini seolah bisa memotivasi kaum adam yang pernah mendapatkan pelecehan lewat kata-kata agar lebih terbuka dan menuangkan pendapat mereka. 

3. Pesan dari psikolog untuk korban dan pelaku pelecehan di media sosial

3. Pesan dari psikolog korban pelaku pelecehan media sosial
Freepik/freepik

Alexandra mengatakan bahwa persepsi setiap orang terhadap pelecehan itu berbeda-beda dan tidak bisa disamakan. 

Ada yang merasa kalau sudah menyentuh bagian intim baru dianggap sebagai pelecehan, ada juga yang merasa dengan siulan saja sudah dikategorikan sudah melecehkan. Hanya saja memang sangat disayangkan bahwa ada banyak orang yang masih seringkali memaklumi ucapan leceh secara lisan. 

Alexandra sebagai seorang profesional yang paham akan kesehatan mental memberikan saran untuk semua orang agar dapat melawan pelecehan seksual. 

"Seringkali kita tidak bisa mengendalikan orang-orang yang melecehkan kita secara verbal, apalagi tulisan di medsos yang mungkin hanya menggunakan akun palsu. Hanya saja dalam menghadapi pelecehan secara online, ada baiknya untuk bertindak tegas dan melaporkan ke pihak media sosial tersebut," ucap Alexandra.  

Kalau kita bereaksi marah atau kesal, Alexandra mengatakan bahwa bisa jadi hal tersebut justru semakin menyenangkan si pelaku pelecehan. 

Semoga kejadian yang menimpa Fauzi Baadilla bisa menjadi sebuah pembelajaran tersendiri ya. 

Baca juga: 

The Latest