Fajar Nugros Ungkap Trik Membuat Film dengan Sentuhan Kearifan Lokal

Membuat film dari budaya lokal tetap perlu dipikirkan dengan baik

28 September 2020

Fajar Nugros Ungkap Trik Membuat Film Sentuhan Kearifan Lokal
Instagram.com/fajarnugrs

Fajar Nugros menjadi salah satu sutradara yang paling berpengaruh di dunia perfilman Indonesia. Karya film darinya mempunyai para penikmat tersendiri, begitu juga dengan film Yowis Ben

Yowis Ben yang dibintangi oleh Brandon Salim ini memiliki unsur drama komedi penuh dengan kearifan lokal berhasil menembus lebih dari satu juta penonton. Film ini pun menjadi bukti bahwa kearifan lokal memiliki daya tarik sendiri untuk masyarakat Indonesia. 

Jika Mama ingin mendapatkan inspirasi menulis dari Fajar Nugros, Popmama.com telah merangkum sedikit pembahasan mengenai sutradara berbakat ini ketika sedang mengisi acara di Indonesia Writers Festival (IWF) 2020. 

Simak juga pembahasan mengenai kearifan lokal di dalam film yuk, Ma!

1. Kearifan lokal yang diangkat ke dalam sebuah film dapat memberikan dampak positif 

1. Kearifan lokal diangkat ke dalam sebuah film dapat memberikan dampak positif 
Dok. Popmama.com

Signature event dari IDN Times, IWF 2020 sempat membahas mengenai tema "Kearifan Lokal dalam Film" bersama Fajar Nugros pada Kamis (24/9/2020).  

Dengan mengusung visi ‘empowering Indonesians through writing’, acara ini ingin akan mengulas dunia literasi dari berbagai sudut pandang yang menarik termasuk mengenai kearifan lokal dalam pembuatan sebuah film. 

Menurut Fajar Nugros, sebuah film yang mengangkat tema kearifan lokal mampu menghasilkan sebuah tontonan yang terasa begitu dekat dengan masyarakat. 

"Dengan menghadirkan tema kearifan lokal di Indonesia, maka dampaknya pun dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat. Lokasi atau keanekaragaman setempat dapat semakin mengarah ke sesuatu yang lebih positif," kata Fajar Nugros. 

Tak bisa dipungkiri bahwa sebuah film yang mengangkat tema-tema mengenai kearifan lokal dapat memberikan dampak positif. Destinasi wisata menjadi lebih dikenal, bahkan logat bicara yang ada di suatu daerah bisa memberikan pembelajaran tersendiri untuk para penonton. 

2. Indonesia memiliki banyak kisah yang bisa diangkat menjadi sebuah film 

2. Indonesia memiliki banyak kisah bisa diangkat menjadi sebuah film 
Instagram.com/fajarnugrs

Ketika IWF 2020, Fajar Nugros membahas terkait beragam potensi yang bisa diambil untuk mengangkat unsur-unsur lokal sebagai tema utama sebuah film. 

Mengingat kearifan lokal yang dimiliki oleh Indonesia cukup beragam, sehingga dapat memperkaya sebuah film melalui budaya atau dari sisi bahasa daerah. Jika dikemas dengan baik, maka ini akan menjadi daya tarik tersendiri dalam sebuah film.⁣

Dalam film Yowis Ben, Fajar Nugros berhasil menciptakan karakter yang kental dengan kearifan lokal yang dimiliki oleh Indonesia. 

Sebagai contoh yang bisa menjadi gambaran di dalam film Yowis Ben yakni Bayu (Bayu Skak), digambarkan sebagai orang Jawa Islam moderat, Doni (Joshua Suherman) menggambarkan orang Jawa beragama Katolik, Nando (Brandon Salim) merupakan orang Tionghoa yang suka mentraktir. Selanjutnya, ada Yayan (Tutus Thomson) digambarkan sebagai pemeluk agama Islam yang lebih konservatif. 

Gambaran dari beberapa tokoh di atas bisa menjadi pondasi terkait jalan cerita yang menarik. 

"Sentuhan kearifan lokal di dalam film seharusnya dapat dikembangkan dengan baik karena berpotensi diterima oleh banyak orang, mengingat penonton akan memiliki kedekatan," kata Fajar Nugros. 

3. Tak hanya memberikan sentuhan terkait kearifan lokal saja, namun cerita yang diangkat harus menarik

3. Tak ha memberikan sentuhan terkait kearifan lokal saja, namun cerita diangkat harus menarik
Instagram.com/fajarnugrs

Fajar Nugros memberikan saran ketika IWF 2020 yakni sebisa mungkin penulis berusaha membuat sebuah konflik sesuai dengan karakter masing-masing tokoh serta cukup dekat terhadap kehidupan masyarakat. 

Sebagai contoh, penulis dapat membuat sebuah konflik yang biasanya dialami atau dirasakan ketika berinteraksi bersama teman, keluarga dan lingkup sekitar. 

Selain itu, Fajar menyarankan untuk sebisa mungkin mampu membangun konflik secara jelas. Konflik di dalam cerita pun bisa dibuat berbeda dengan yang lain agar tidak terkesan membosankan. 

Jika tetap ingin memberikan sentuhan terkait kearifan lokal, maka carilah budaya Indonesia yang belum pernah diangkat ke dalam sebuah film. Lalu tetap perlu menyampaikan keunikan dengan sudut pandang yang berbeda. 

Nah, itulah beberapa pembahasan menarik dari Fajar Nugros mengenai sebuah kearifan lokal yang bisa dihadirkan ke dalam film. 

Semoga pembahasan kali ini bisa memberikan pengetahuan baru ketika ingin membuat sebuah film ya, Ma. 

Baca juga:

The Latest