Sempat Kaget, Medina Zein Terbuka Soal Borderline Personality Disorder

Medina Zein belajar untuk menerima kondisi kesehatan mentalnya

9 Desember 2019

Sempat Kaget, Medina Zein Terbuka Soal Borderline Personality Disorder
Instagram.com/medinazein

Kesehatan mental tentu tidak kalah pentingnya daripada kesehatan fisik, begitu pun yang dirasakan oleh Medina Zein. Istri dari Lukman Hakim ini mulai membicarakan mengenai kesehatan mentalnya di Instagram. 

Medina belum lama ini diberitahukan oleh seorang psikiater kalau dirinya memiliki borderline personality disorder.

Borderline Personality Disorder (BPD) adalah kondisi kronis yang mungkin termasuk ketidakstabilan suasana hati, kesulitan dengan hubungan interpersonal dan tingginya perilaku bunuh diri. Gangguan kesehatan mental ini ditandai oleh ketidakstabilan yang meluas dalam suasana hati, hubungan interpersonal, citra diri dan perilaku. Ketidakstabilan ini sering mengganggu keluarga dan kehidupan kerja, perencanaan jangka panjang hingga caranya bersosialisasi. 

Dilansir dari Psychology Today, seseorang dengan borderline personality disorder akan mengalami episode kemarahan, depresi, dan kecemasan yang intens dan bisa berlangsung dalam hitungan jam hingga hari. 

Jika Mama mengetahui cerita singkat dari Medina Zein dan lebih banyak mengenal borderline personality disorder terlebih untuk mereka yang telah berkeluarga, kali ini Popmama.com telah merangkum ceritanya. 

Medina Zein Mulai Terbuka dengan Kondisi Kesehatan Mentalnya

Medina Zein Mulai Terbuka Kondisi Kesehatan Mentalnya
Instagram.com/medinazein

Melalui Instagram pribadinya, Medina Zein mengatakan bahwa kesehatan mental termasuk topik yang seringkali dianggap tabu. Namun, Mama satu anak ini mulai terbuka dan menceritakan kesehatan mental yang sedang dirasakannya. 

Beberapa waktu yang lalu, aku mengalami hal yang baru aku ketahui. Melalui psikiater aku, aku diketahui memiliki Borderline Personality Disorder. Awalnya kaget, namun pada akhirnya aku belajar untuk menerima apa yang aku akhirnya miliki. 

Bukan perkara mudah, tetapi aku yakin bisa melaluinya. Setidaknya aku lebih concern dengan kesehatan mental aku dan langkah awal yaitu dengan menerima dengan apa yang terjadi. Jangan malu untuk berbagi apa yang kamu rasakan, pilih orang yang kamu percaya. Cari support system yang kamu benar-benar mengerti. 

Dan yang paling pasti yang ingin aku sampaikan, sempatkan untuk rehat. Cause that’s what you need for yourself.

Walau banyak orang yang memiliki masalah kesehatan mental seringkali malu karena takut dikucilkan atau dianggap aneh, namun Medina berusaha jujur serta menerima kondisinya.      

Bagi Medina, menerima apa yang terjadi di dalam hidupnya begitu penting. Dengan begitu, perasaan malu untuk jujur bercerita dengan orang lain mengenai kesehatan mental akan hilang sehingga mampu mencari dukungan dari seseorang yang tepat. 

"Mencintai diri sendiri adalah salah satu pondasi terpenting dalam menjalankan hidup. Inilah penyebab hidup kita mudah runtuh karena banyak di antara kita menganggap mencintai diri sendiri bukanlah hal terpenting," begini pesan Medina untuk followers-nya di Instagram. 

Tetap semangat Mama Medina untuk selalu berpikir positif dan terus menjaga kesehatan mental!

Baca juga: Pejuang IVF! Medina Zein Melahirkan Anak Kedua di Tanggal Cantik

Bagaimana Menyikapi Pasangan yang Memiliki Borderline Personality Disorder?

Bagaimana Menyikapi Pasangan Memiliki Borderline Personality Disorder
Freepik/Suttipunfpik

Sama seperti Medina Zein yang berusaha mencari support system agar membantunya dalam memahami kesehatan mental, Mama pun yang mengalami borderline personality disorder perlu melakukan hal serupa. 

Psikolog Alexandra Gabriella A., M.Psi, C.Ht mengatakan jika istri memiliki borderline personality disorder, maka suami pun sebaiknya perlu mencari informasi sebanyak mungkin mengenai kesehatan mental ini. Tak hanya bisa belajar hal baru, namun cara ini bertujuan untuk membantu suami memahami kondisi pasangannya. 

Ketika sudah mengetahui lebih banyak mengenai borderline personality disorder, suami dapat memahami fluktuasi emosi istri, rasa kekhawatiran akan ditinggalkan yang terkadang terjadi begitu ekstrim, kekosongan perasaan dalam diri hingga keinginan pasangan untuk menyakiti diri sendiri itu benar-benar nyata dan tidak dibuat-buat sebagai penarik perhatian. 

"Di luar gejala lain dari borderline personality disorder yang sering muncul. Beberapa gejala tersebut yang seringkali sulit sekali dipahami oleh orang lain. Kenali juga pemikiran hitam dan putih yang menjadi ciri dari borderline personality disorder," kata Alexandra Gabriella. 

Selain itu, Alexandra Gabriella mengatakan bahwa suami harus berusaha tidak ragu untuk memperlihatkan rasa sayang atau kehangatan bagi pasangannya. Cara ini setidaknya dapat membuat sang Istri menyadari bahwa keberadaan mereka walau dengan kondisi borderline personality disorder masih tetap dihargai. 

Rasa sayang suami ke pasangan juga mampu membantunya merasa aman dan nyaman.

Ketika kondisi emosional mulai muncul dan tak terkontrol, seringkali seseorang dengan gangguan mental ini akan sulit mengendalikan diri mereka sendiri. 

Maka dari itu, pasanganlah yang diharapkan dapat berperan untuk mengingatkan kondisi  mereka kembali kalau dirinya tak sendiri. Bahkan bisa menyalurkan emosinya dengan cara lebih sehat serta membentuk pemikiran reflektif yang lebih positif.

Apa yang Dilakukan Seorang Mama dengan Kondisi Borderline Personality Disorder, Namun Sudah Memiliki Anak?

Apa Dilakukan Seorang Mama Kondisi Borderline Personality Disorder, Namun Sudah Memiliki Anak
Freepik

"Sadari kondisi diri dan segera cari pertolongan profesional. Mama tidak hanya bertanggung jawab terhadap diri sendiri, namun juga kepada orang lain termasuk si Kecil. Dalam hati pun pasti Mama juga tidak mau menyakiti hatinya. Hanya saja seringkali emosi dan pemikiran impulsif itu tidak bisa dikontrol oleh seseorang dengan kondisi borderline personality disorder," kata Alexandra Gabriella. 

Sebagai seorang psikolog, Alexandra Gabriella pun menyarankan kalau ada baiknya berlatih dalam mengenali emosi diri sendiri dengan metode self monitoring seperti daily mood scale. Menurutnya bila dirasa kondisi yang dialami sudah berlebihan (overwhelming) ada baiknya langsung mencari bantuan atau support dari orang lain untuk menjaga anak. 

"Bila perlu, bisa menggunakan jasa day care ketika Mama merasa perlu menenangkan diri. Memang tindakan terkesan egois bagi yang tidak memahami kondisi luapan emosi seorang dengan kondisi borderline personality disorder. Tetapi jelas akan lebih baik bila anak untuk sementara waktu berada di bawah pengawasan orang terdekat dengan kondisi emosional yang lebih stabil, dibandingkan harus melihat orangtuanya yang mungkin dapat mengekspresikan emosi dan perilaku secara impulsif," tambahnya. 

Itulah beberapa cerita dari Medina Zein dan informasi baru mengenai cara hidup bersama dengan seseorang kondisi borderline personality disorder melalui penjelasan bersama Alexandra Gabriella sebagai seorang psikolog. 

Semoga informasi mengenai kesehatan mental kali ini bisa berguna ya, Ma!

Baca juga: 

The Latest