Sebelum Ditolak Saat Naik Pesawat Karena Sakit, Ketahui Prosedur Ini

Wajib tahu sebelum melakukan penerbangan!

22 September 2018

Sebelum Ditolak Saat Naik Pesawat Karena Sakit, Ketahui Prosedur Ini
Unsplash/Steven Coffey

Kisah anak pasien kanker mata atau retinoblastoma bernama Piki Ananda tidak diperbolehkan terbang menggunakan pesawat karena kondisi dirinya yang sakit. 

Ungkapan Murniati Sumila Dewi sebagai Ibu dari Piki Ananda sempat dibuat dalam sebuah video dan diunggah oleh akun Instagram @pempek_funny. Video ini pun sampai viral di media sosial saat itu. 

Kondisi Piki Ananda yang menderita tumor mata dinilai pihak maskapai cukup mengganggu kenyamanan penumpang lain karena bau menyengat dari penyakitnya.Padahal, orangtua Piki Ananda sudah mengantongi surat izin untuk melakukan penerbangan yang direkomendasi dokter dari RSCM Jakarta.

Yuni selaku relawan pendamping kesehatan Piki Ananda berserta Murniati Sumila Dewi dan anaknya sempat menuruti permintaan maskapai. Piki Ananda diminta memeriksakan kondisinya di balai kesehatan bandara, tetapi teta saja ditolak untuk diperbolehkan terbang. 

Sebenarnya saat sakit ada prosedur yang harus dilakukan sebelum melakukan penerbangan, bahkan ini sudah diatur di dalam Undang-Undang. Berikut penjelasan dari Popmama.com mengenai prosedur penerbangan menggunakan pesawat saat sedang sakit

1. Keterbukaan tentang riwayat kesehatan 

1. Keterbukaan tentang riwayat kesehatan 
Unsplash/Erwan Hesry

WHO menganjurkan saat atau sebelum memesan penerbangan, keterbukaan penumpang terhadap penyakit yang dialami sangat diperlukan. 

Walau sudah memperoleh izin medis untuk terbang, ada baiknya bertanya kembali ataupun melakukan pengecekan informasi pada situs web perusahaan penerbangan yang akan ditumpangi.

Penumpang disarankan jujur untuk berusaha memberitahukan riwayat kesehatan kepada petugas bandara atau maskapai sebelum melakukan penerbangan menggunakan pesawat. Tujuannya agar maskapai penerbangan bisa mengantisipasi dengan membawa alat-alat medis yang diperlukan sesuai dengan riwayat kesehatan penumpang. Ini juga membantu saat terjadi sesuatu saat melakukan penerbangan.

Jika saat penerbangan tiba-tiba sakit, tidak perlu panik karena disarakan untuk langsung menekan tombol bantuan agar  awak pramugari segera datang. Setelah itu, penumpang perlu menjelaskan secara detail mengenai keluhan penyakit yang dialami. Sehingga, awak kabin dapat membantu menangani penumpang yang sedang sakit.

2. Kenali prosedur membawa orang sakit terbang 

2. Kenali prosedur membawa orang sakit terbang 
Unsplash/Sebastián León Prado

Di Indonesia, aturan mengenai standar pelayanan penumpang pesawat berkebutuhan khusus sudah sah di dalam Undang-Undang. 

Tertulis di Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan, yang diperkuat oleh Peraturan Menteri (PM) Nomor 49 Tahun 2012 tentang Standar Pelayanan Penumpang untuk Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri.

Penumpang yang diperhatikan dalam Pasal 133 mencakup orang-orang berkebutuhan khusus, lanjut usia (lansia), anak-anak hingga orang sakit. 

Selain mendapatkn perlakuan dan fasilitas khusus, penumpang yang sakit juga berhak mendapatkan informasi jelas sekaligus pelayanan sebelum penerbangan (pre-flight), selama penerbanga (in-flight) hingga setelah penerbangan (post-flight).

Namun, Lifehacker mencatat jika ada yang berkaitan dengan kenyamanan dan keamanan mayoritas penumpang, setiap pesawat punya regulasinya masing-masing untuk membatalkan penerbangan atau menurunkan penumpang tertentu. 

3. Membawa peralatan medis di dalam pesawat

3. Membawa peralatan medis dalam pesawat
Unsplash/Gerrie van der Walt

Dilansir dari website penerbangan Garuda Indonesia, ada beberapa alat yang diperbolehkan dibawa selama penerbangan asalkan memberitahukan sebelum melakukan perjalanan. 

Terkadang penumpang juga membutuhkan Surat Pemeriksaan Kesehatan yang dikeluarkan secara resmi oleh Garuda Sentra Medika. Surat ini berisi sebuah pernyataan kesehatan dari dokter yang ditunjuk atau ahli bedah penerbangan. Surat ini berguna untuk memastikan bahwa peralatan yang dibawa tidak akan mengganggu sistem navigasi dan komunikasi pesawat.

Untuk beberapa alat medis pun penumpang diharuskan mematikannya selama penerbangan karena dapat megganggu sistem di pesawat. 

  • Alat bantu dengan portabel, ini berguna untuk penumpang yang memiliki pendengaran dan membutuhkan bantuan khusus selama di perjalanan. 
  • Alat pacu jantung, persetujuan alat ini untuk beberapa penerbangan memang tidak diwajibkan. Apalagi tidak dapat menyediakan persediaan listrik selama penerbangan. Ada baiknya untuk menyediakan setidaknya 150% dari lama waktu perjalanan. 
  • Mesin CPAP, di beberapa jenis penerbangan pemakaian alat ini tidak diizinkan untuk duduk di barisan luar.
  • Portable Oxygen Concetrator (POC), saat membawa alat ini diharapkan agar ukuranya bisa disesuaikan dan bisa ditempatkan di bawah kursi penumpang. Setidaknya penumpang juga harus memastikan baterai selama perjalanan. 
  • Kursi roda, untuk alat ini ada yang menyediakan layanan alat bantu ini sebagai mobilitas penumpang. Beberapa penerbangan justru ada yang bisa diajukan permintaan untuk mendapatkan kursi roda.  

Jika ingin membawa peralatan medis di atas harap diberitahukan terlebih dahulu saat melakukan pemesanan tiket penerbangan.

Pastikan juga saat membawa peralatan medis berarti diharapkan dapat mengoperasikannya sendiri karena awak kabin tidak mendapatkan pelatihan khusus. 

Semoga informasi ini bisa berguna saat ingin pergi terbang walau sedang sakit. 

The Latest