Pexels.com/RDNE stock project
Food and Drug Administration (FDA) telah mengeluarkan label bahwa MSG aman dikonsumsi. Meski demikian, dilansir Healthline, beberapa konsumen dilaporkan sakit kepala atau migrain setelah mengkonsumsi MSG.
Namun demikian, migrain dapat terjadi ketika ada faktor pemicunya. Dilansir Harvard Health Publishing, faktor pemicu migrain adalah MSG di samping kafein, peningkatan kelembaban atau panas, tidur berlebihan, kelelahan, tekanan emosi, cahaya lampu yang terang atau berkedip-kedip, suara keras, bau menyengat, telat makan, alkohol, cokelat, nitrat dalam daging dan ikan yang diawetkan, hingga aged cheese.
Terlepas dari hal tersebut, relasi antara sakit kepala atau migrain dengan konsumsi MSG masih pro kontra di kalangan para peneliti.
Berdasarkan penelitian tahun 1969 dengan menggunakan tikus sebagai objek percobaan, hasilnya menunjukkan dosis tinggi MSG menyebabkan kerusakan syarat dan mengganggu pertumbuhan serta perkembangan tikus yang baru lahir.
Sementara itu, penelitian lainnya menunjukkan hal sebaliknya bahwa MSG tidak berdampak sama sekali terhadap kesehatan otak karena tidak dapat melewati darah otak atau blood-brain barrier.
Namun, beberapa orang dilaporkan sensitif terhadap MSG dan mengalami gejala sakit kepala, otot tegang, kesemutan, mati rasa, hingga lemas. Sementara itu, penelitian lainnya tak menemukan bukti dampak mengkonsumsi MSG. Jadi, karena hal ini masih bersifat kontroversial, maka langkah terbaiknya adalah hindari konsumsi MSG yang berlebihan.
Untuk menghindari sakit kepala dan migrain akibat gaya hidup modern, tetaplah berolahraga secara teratur dan menjaga pola makan yang sehat.