Menurut studi BMJ yang banyak dikutip, hampir 18% pasien dalam kelompok referensi mengalami kepekaan terhadap cahaya, yang juga disebut sebagai fotofobia.
Gejala dapat terjadi jika cahaya di lingkungan tertentu terlalu terang dan menyebabkan ketidaknyamanan bagi pasien, yang selanjutnya dapat mengurangi, atau membuat seseorang mengalami gangguan penglihatan.
Sensitivitas mendadak juga dapat terjadi jika ada peradangan akut pada mata (umum dengan COVID-19), atau ada benda asing di dalam uvea. Sering juga bisa disertai dengan sakit kepala dan nyeri yang berdenyut-denyut.
Mengalami mata gatal, perih, atau kering juga bisa menjadi gejala umum yang menunjukkan adanya masalah. Studi tersebut menemukan bahwa hampir 17% pasien mengalami mata gatal, sedangkan 16% mengalami sakit mata.
Gatal dan pegal, yang juga bisa berhubungan dengan mata merah bisa disebabkan oleh infeksi mata dan alergi.
Menggosok yang berlebihan dapat memperburuk masalah. Beberapa orang mungkin juga mengalami gejala seperti terbakar, kemerahan, bengkak di sekitar mata, dan memiliki gejala alergi lain seperti pilek atau bersin.
Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa pasien dengan virus corona mungkin memiliki kasus konjungtivitis. Kondisi ini dapat menyebabkan mata kamu robek, basah, bengkak, dan seringkali terasa gatal.
Mata merah muda, sangat dominan terlihat sebagai tanda gangguan terjadi ketika virus cenderung menginfeksi jaringan penting di mata, yang dikenal sebagai konjungtiva.
Banyak dokter juga merasa bahwa untuk banyak pasien (dan bahkan yang asimtomatik), mata merah atau kemerahan pada mata, yang dapat mengganggu penglihatan mungkin merupakan gejala "paling penting" dari virus corona.
Oleh karena itu, perhatian tepat waktu harus diberikan pada mata.