Bukan hanya saat beribadah, aktivitas lainnya sering dilakukan di lantai.
Mama pernah dengar, aturan "Belum Lima Menit" ketika makana jatuh ke lantai?
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Aston University menemukan bahwa waktu bukan hanya merupakan faktor penting dalam perpindahan bakteri dari lantai ke makanan yang dijatuhkan, tetapi juga jenis lantai.
Bakteri lebih kecil kemungkinannya berpindah dari karpet ke makanan, dibandingkan dengan permukaan yang kurang berpori seperti laminasi dan ubin.
Meski begitu, responden yang mengikuti penelitian merasa bahwa lantai berkarpet paling perlu dibersihkan, dengan 16% menyatakan bahwa mereka menyedot lantai berkarpet setiap hari, sedangkan hanya 12% yang merasa perlu membersihkan lantai laminasi secara rutin.
Namun, seberapa sering kita harus mencuci lantai untuk mencegah bakteri jahat?
Dr Johnathan Hughes menyarankan bahwa "Idealnya, kamu harus membersihkan lantai seminggu sekali untuk memastikan kebersihan yang baik dan mengendalikan populasi bakteri. Jika terjadi sesuatu yang mungkin mencemari lantai, seperti menjatuhkan makanan mentah, maka kamu harus segera membersihkan dan mendisinfeksi area tersebut".
Anggya Kumala, Head of Home & Hygiene Unilever Indonesia menyampaikan, "Di momen besar seperti Ramadan, aktivitas di masjid kian masif dan intens, khususnya di area lantai dan tanpa disadari, kita menghabiskan banyak aktivitas di lantai. Namun jika tidak dibersihkan dengan baik, lantai sangat berisiko terekspos kuman yang dalam hitungan menit dapat berkembang berlipat ganda."
"Dengan semangat menciptakan 'ruang berbagi yang aman dan nyaman', kami berharap baik jamaah masjid maupun anggota keluarga di rumah, dapat melaksanakan berbagai ibadah dan aktivitas berbagi lainnya di area lantai dengan lebih aman dan nyaman, mendapatkan perlindungan dari kuman dan virus dalam waktu yang lebih lama," tambah Anggya.
Demikian informasi mengenai Gerakan Masjid Bersih. Yuk, dukung gerakan ini demi terlaksananya ibadah yang lebih khusyuk di bulan Ramadan.