WHO: Kita Berada di Titik Kritis Pandemi Virus Corona

Bahkan negara yang jadi sumber farmasi dunia kini nomor satu terkait infeksi virus corona

15 April 2021

WHO Kita Berada Titik Kritis Pandemi Virus Corona
Unsplash/History in HD

India yang jadi sumber farmasi dunia, saat ini sedang menjadi yang terparah terkait kasus infeksi virus corona 

Tak bisa dipungkiri kita di Indonesia juga merasakannya kok Ma. 

Apa sudah diperbolehkan mudik? Apa sudah diperbolehkan ke tempat publik tanpa adanya pembatasan? 

Jawabnnya ya tentu saja belum kan! Ternyata di seluruh dunia juga masih sama. 

Masih dilakukan pengamatan terhadap virus, masih dilakukan percobaan-percobaan terkait aturan-aturan baru kehidupan, dan masih dilakukan proses vaksinasi. 

Baru saja muncul kabar kurang mengenakan dari World Health Organisation (WHO), bahwa pandemi dunia sedang dalam kondisi kritis. 

Popmama.com sudah rangkum menjadi artikel terkait informasi dari WHO ini Ma. Simak ya. 

1. Keadaan kritis dunia

1. Keadaan kritis dunia
Unsplash/Patrick Robert Doyle

Badan Kesehatan Dunia (WHO) melalui  Maria Van Kerkhove, pada Senin (12/4) mengabarkan informasi buruk perihal pandemi virus corona. 

Lembaga itu menyebut pandemi virus corona (Covid-19) tumbuh secara eksponensial.

Pertumbuhannya merujuk pada kasus kenaikan jumlah kasus per hari yang memiliki faktor bersifat konstan atau mendekati. 

Ini mengindikasikan adanya jumlah kasus yang membeludak tinggi hingga di luar ekspektasi.

"Kita berada di titik kritis pandemi. Ini bukanlah situasi yang kami inginkan terjadi dalam 16 bulan, di mana kita telah membuktikan sejumlah langkah-langkah pengendalian," kata Kepala Teknis WHO Maria Van Kerkhove.

Editors' Pick

2. Penyataan kritis WHO bukan tanpa sebab

2. Penyataan kritis WHO bukan tanpa sebab
Unsplash/Martin Sanchez

Ternyata ada yang mendasari pernyataan kritis dari Kepala Teknis Organisasi Kesehatan Dunia ini. 

WHO mencatat kasus virus corona di seluruh dunia naik 9%, berikut dengan peningkatan mingguan ketujuh yang naik secara berturu-turut. Angka kematian juga melonjak hingga 5%.

"Kita perlu memeriksa kenyataan tentang apa yang perlu kita lakukan. Vaksin dan vaksinasi memang tengah dilakukan tapi belum di menyeluruh di seluruh bagian di dunia," ujar Maria lagi. 

3. India sebagai sumber farmasi dunia kini teratas untuk angka infeksi Corona

3. India sebagai sumber farmasi dunia kini teratas angka infeksi Corona
Unsplash/Markus Spiske

Tidak hanya kritis seperti apa yang dikatakan WHO, salah satu negara yang kini mengalami peningkatan signifikan tersebab Covid-19 adalah India.

Negara yang menjadi sumber farmasi dunia itu, kini menyalip Brasil sebagai negara dengan kasus corona terbanyak secara global di bawah Amerika Serikat (AS).

Hal ini membuat negara tersebut harus membatasi vaksin yang dibuat dipabriknya, AstraZeneca.

Pada Minggu (11/4), India juga sudah membuat larangan ekspor obat corona bernama Remdesivir.

Memang obat tersebut sebenarnya diproduksi perusahaan AS Gilead. Namun beberapa perusahaan India mendapat lisensi untuk memproduksinya dengan kapasitas 3,9 juta per bulan, diperuntukkan untuk lokal dan ekspor ke 100 negara.

4. Imbauan agar lebih memperketat protokol kesehatan

4. Imbauan agar lebih memperketat protokol kesehatan
Unsplash/Sharon McCutcheon

Mengingat bahayanya kondisi pandemi, Kepala Teknis WHO, Maria van Kerkhove, meminta pemerintah seluruh dunia adar menerapkan langkah-langkah keamanan, sesuai protokol kesehatan.

Belum lagi, sejumlah negara ternyata kini tetap melonggarkan pembatasan meski kasus baru setiap minggu, naik delapan kali lebih tinggi, dari angka di 2020.

Sebenarnya peringatan sudah disampaikan ahli WHO lain, Kepala Program Darurat Kesehatan Dr. Mike Ryan.

Pihaknya mendesak warga untuk tetap menggunakan masker dan menerapkan aturan jarak sosial sembari menunggu vaksinasi berjalan.

"Virus ini lebih kuat, lebih cepat dengan munculnya varian baru yang menyebar lebih mudah dan lebih mematikan daripada strain aslinya. Kita masih berjuang meski tahu muak dengan penguncian yang ketat ini," tegasnya.

Baca juga:

The Latest