Virus Nipah kembali terangkat ke publik. Pada bulan Januari 2020, Supaporn Wacharapluesadee ditunjuk menjadi peneliti oleh pemerintah Thailand. Ia bertugas untuk menganalisis sampel dari penumpang pesawat yang baru tiba dari Wuhan.
Bersama timnya, ia berhasil mendeteksi kasus pertama Covid-19 yang terjadi di luar China. Kini, saat dunia dsibuk dengan Covid-19, Wacharapluesadee memantau ancaman yang berpotensi menjadi pandemi berikutnya.
Wacharapluesadee dan timnya meneliti ribuan sampel kelelawar dan menemukan banyak varian virus baru. Sebagian besarnya adalah virus corona, tapi juga nggak sedikit penyakit mematikan lain yang dapat ditularkan dari kelelawar ke manusia. Salah satunya adalah virus Nipah. Virus ini dibawa oleh kelelawar buah, yang merupakan inang alaminya.
"Ini sangat mengkhawatirkan karena belum ada obatnya dan tingkat kematian yang disebabkan virus ini tinggi," kata Wacharapluesadee.
Dalam pernyataannya ia mengatakan bahwa tingkat kematian virus Nipah berkisar antara 40 hingga 75 persen, tergantung lokasi terjadinya wabah.
Di tengah pandemi Covid-19 yang ada di dunia, virus nipah mengambil tempat trending di berita saat ini karena ganasnya virus ini. Yuk kita mengenal lebih dalam mengenai Virus Niah (NiV) bareng Popmama.com: