Instagram.com/beautyfest.asia
Hesti Purwadinata mengungkapkan awalnya ia ingin berbisnis skincare bukan bisnis parfum seperti sekarang. Katanya, Hesti bahkan sudah mendirikan PT skin care miliknya dan sudah membuat prototype produk sunscreen, namun dia malah mengurungkan niatnya.
Sesudah kejadian itu, Hesti ditawari rekannya untuk membangun bisnis di sektor parfum atau wewangian yang notabenenya belum seramai sekarang. Hesti pun mengiyakan tawaran bisnis parfum itu.
"Pertama kali aku bikin itu di ajak (bisnis parfum). Awalnya itu aku pengen bikin skin care, udah bikin PT-nya, udah bikin prototype sunscreen-nya dan itu nggak jadi. Akhirnya ada teman aku nawarin bisnis parfum dari nol banget, ini idenya udah 3 tahun lalu," tutur Hesti.
Soal bisnis parfumnya, Hesti dan rekan terinspirasi dari merek-merek parfum terkemuka. Ditambah, Hesti merupakan pribadi yang suka melapisi beberapa parfum sebelum bepergian.
"Jujur aku terinspirasi dari merek parfum yang udah terkemuka ya. Awalnya aku tuh suka layering parfum alias suka mencampur tiga parfum disebar satu di kepala, satu di badan, dan satu di area perut ke bawah. Makanya, kayak kenapa nggak kita coba ranah bisnis parfum ini," cakapnya.
Proses research and development (RnD) meracik parfum andalan Hesti dan timnya membutuhkan waktu satu minggu. Namun, proses matching perasa parfum dibutuhkan waktu dua bulan lamanya.
"Research and development atau mencampur campur parfum itu waktunya seminggu, ada yang kurang kan dilakukan pencocokan dan proses matching itu kurang lebih dua bulan," tutup Hesti.
Itu dia, cerita Hesti Purwadinata yang membangun bisnis parfumnya. Kalau Mama jadi terinspirasi untuk membuat bisnis juga nggak, nih?