Mengingat tingginya risiko gagal jantung yang dapat menyebabkan kematian. Maka, penting bagi pasien hipertensi mengelola tekanan darahnya. Jika tekanan darah berada pada angka yang tinggi, perlu dilakukan pengobatan, perubahan gaya hidup lebih sehat, dan melakukan pengecekan tekanan darah secara berkala.
Berbicara pengobatan hipertensi, biasanya dokter akan merekomendasikan pemakaian obat
pengendali darah tinggi secara kombinasi sejak awal pengobatan untuk mencapai tekanan darah
sesuai target.
Beberapa jenis obat pengendali tekanan darah, yaitu golongan: Calcium Channel
Blocker (CCB), Diuretik, Penyekat Beta (Beta Blocker), Penyekat Alpha (Alpha Blocker), Anti
Converting Enzyme Inhibitor (ACE inhibitor), Angiotensinogen Receptor Blocker (ARB), Central
Blocker, Aldosteron Antagonist dan lain-lain.
Adapun pengobatan pasien hipertensi di masa pandemi saat ini, dr. Ario menjelaskan ada 2 hal penting yang perlu diperhatikan, "Pertama, bagi pasien hipertensi isolasi mandiri, obat hipertensi harus tetap diminum (tidak boleh dihentikan), melakukan monitoring tekanan darah sendiri di rumah dengan Ambulatory Blood Pressure Monitoring (ABPM) atau Home Blood Pressure Monitoring (HBPM), tidak diperlukan evaluasi klinik rutin, konsultasi dengan dokter
dapat dilakukan via telepon atau melalui video bila diperlukan.
Kedua, bagi pasien hipertensi dengan Covid-19 positif rawat inap, pasien harus tetap mengkonsumsi obat anti-hipertensi (tidak boleh dihentikan), tidak perlu mengganti jenis obat anti hipertensi, monitoring aritmia yang sering terjadi pada pasien hipertensi dengan penyakit jantung, cek kadar kalium karena rendahnya kadar kalium dalam darah (hypokalemia) yang biasanya terjadi pada pasien Covid-19 dalam perawatan rumah sakit."
Itulah beberapa informasi penting mengenai hipertensi dan risiko terjadinya gagal jantung. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua agar senantiasa menjaga kesehatan dan terhindar dari penyakit, ya!